Spiga

Belajar Adalah Berjuang

Malas, ah. Pelajarannya gitu-gitu aja. Nggak rame lagi. Gak ada gamesnya lagi. Gimana kita mau belajar. Apa enaknya kalau disuruh menghafal saja. Melototin huruf-huruf keriting. Tidak ada variasinya sama sekali.

Nana mengeluh tentang pelajaran yang dihadapinya di sekolahan. Ia mengeluh, kesal dan malas menghadapi pelajaranya. Memang, tantangan belajar sangat banyak. Apalagi tantangan dari dalam diri sendiri. Itulah tantangan terberat. Belajar memerlukan kesungguhan. Kesiapan diri yang kuat untuk mencapai cita-cita.

Tetapi sebaliknya. Jika kita sudah menancapkan cita-cita untuk menuntut ilmu dalam hati kita, perjalanan menuntut ilmu itu menjadi mudah. Sebaik-baik manusia adalah orang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya. Bukankah Rasulullah pernah bersabda: “Sebaik-baik diantara kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”

Apa yang dihadapi Nana akan menjadi hilang jika Nana tahu bagaimana keutamaan menuntut ilmu. Anas bin Malik r.a. berkata; Rasulullah SAW. bersabda yang maksudnya; Siapa yang ingin melihat orang yang dimerdekakan Allah dari Neraka, maka lihatlah para murid (pelajar-pelajar agama), maka demi Allah yang jiwa Muhammad di tanganNya, tiada seorang pelajar yang hilir-mudik ke pintu orang Alim melainkan Allah menulis untuknya:

• bagi tiap-tiap huruf yang dipelajarinya dan tiap-tiap langkah sama dengan ibadat satu tahun,
• dan untuk tiap langkah satu kota di syurga,
• dan setiap ia berjalan dimintakan ampun oleh bumi,
• dan setiap pagi dan petang tetap diampunkan dosanya,
• dan disaksikan oleh malaikat bahkan mereka berkata: Mereka inilah yang dimerdekakan oleh Allah dari api neraka.

Sedangkan orang yang menuntut ilmu mempunyai kedudukan yang mulia di hadapan manusia dan di hadapan Allah SWT.
” ….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Mujaadilah [58] : 11)
Dan masih banyak lagi firman Allah SWT maupun hadits Rasulullah yang mengupas keutamaan ilmu.

Dan yang lebih penting, Allah bahkan menyamakan pahala orang yang mencari ilmu dengan pahala jihad.
"Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semaunya (ke medan perang), mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memeperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali." (At-Taubah: 122)

Allah menyarankan untuk tidak semua orang pergi berjihad. Tetapi ada diantara orang yang menuntut ilmu. Berarti pahala orang yang menuntut ilmu dalah hal ini sama saja pahalanya dengan berjihad dan berperang di jalan Allah SWT. Jadi belajar sama dengan berjuang. Berjuang bukan hanya berperang saja, tapi juga berjuang mengalahkan kemalasan dalam diri kita sendiri.

Nah, kalau sudah tahu demikian apakah kita sama dengan Nana yang malas, hanya karena pelajarannya tidak ada gamesnya?

Pentingnya Pendidikan Islam

Sebagaimana ditetapkan dal Al-Qur'an bahwa Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Untuk mengenalkan Islam ini diutus Rasulullah SAW. Tujuan utamanya adalah memperbaiki manusia untuk kembali kepada Allah SWT. Oleh karena itu selam kurang lebih 23 tahun Rasulullah SAW membina dan memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.

Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk mengolah alam beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas kekhalifahan dapat ditunaikan menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan berjalan sendirian sehingga akan muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia. Demikian pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah terpedaya dan tidak mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seisinya.

Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang berilmu mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah maupun manusia. (QS. Al Mujadilah (58) : 11)

Bahkan syaithan kewalahan terhadap orang muslim yang berilmu, karena dengan ilmunya, ia tidak mudah terpedaya oleh tipu muslihat syaithan.

Muadz bin Jabal ra. berkata: “Andaikata orang yang beakal itu mempunyai dosa pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya dia cenderung masih bisa selamat dari dosa tersebut namun sebaliknya, andaikata orang bodoh itu mempunyai kebaikan dan kebajikan pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya ia cenderung tidak bisa mempertahankannya sekalipun hanya seberat biji sawi.”

Ada yang bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Ia menjawab, “Sesungguhnya jika orang berakal itu tergelincir, maka ia segera menyadarinya dengan cara bertaubat, dan menggunakan akal yang dianugerahkan kepadanya. Tetapi orang bodoh itu ibarat orang yang membangun dan langsung merobohkannya karena kebodohannya ia terlalu mudah melakukan apa yang bisa merusak amal shalihnya.”

Kebodohan adalah salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia butuh terapi agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Kemuliaan manusia terletak pada akal yang dianugerahi Allah. Akal ini digunakan untuk mendidik dirinya sehingga memiliki ilmu untuk mengenal penciptanya dan beribadah kepada-Nya dengan benar. Itulah sebabnya Rasulullah SAW menggunakan metode pendidikan untuk memperbaiki manusia, karena dengan pendidikanlah manusia memiliki ilmu yang benar. Dengan demikian, ia terhindar dari ketergelinciran pada maksiat, kelemahan, kemiskinan dan terpecah belah.

Pentingnya Pendidikan Islam

Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Tak heran bila kini pemerintah mewajibkan program belajar 9 tahun agar masyarakat menjadi pandai dan beradab. Pendidikan juga merupakan metode pendekatan yang sesuai dengan fitrah manusia yang memiliki fase tahapan dalam pertumbuhan.

Pendidikan Islam memiliki 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu: tilawah (membacakan ayat Allah), tazkiyah (mensucikan jiwa) dan ta’limul kitab wa sunnah (mengajarkan al kitab dan al hikmah). Pendidikan dapat merubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik disebabkan pendidikan mempunyai kelebihan. Pendidikan mempunyai ciri pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan menyeluruh, pemeliharaan apa yang telah dipelajarinya, pengembangan atas ilmu yang diperolehnya dan agar tetap pada rel syariah. Hasil dari pendidikan Islam akan membentuk jiwa yang tenang, akal yang cerdas dan fisik yang kuat serta banyak beramal.

Pendidikan Islam berpadu dalam pendidikan ruhiyah, fikriyah (pemahaman/pemikiran) dan amaliyah (aktivitas). Nilai Islam ditanamkan dalam individu membutuhkan tahpan-tahapan selanjutnya dikembangkan kepada pemberdayaan di segala sektor kehidupan manusia. Potensi yang dikembangkan kemudian diarahkan kepada pengaktualan potensi dengan memasuki berbagai bidang kehidupan. (QS. Ali Imran (3) : 103)

Pendidikan yang diajarkan Allah SWT melalui Rasul-Nya bersumber kepada Al Qur’an sebagai rujukan dan pendekatan agar dengan tarbiyah akan membentuk masyarakat yang sadar dan menjadikan Allah sebagai Ilah saja.

Kehidupan mereka akan selamat di dunia dan akhirat. Hasil ilmu yang diperolehnya adalah kenikmatan yang besar, yaitu berupa pengetahuan, harga diri, kekuatan dan persatuan.

Tujuan utama dalam pendidikan Islam adalah agar manusia memiliki gambaran tentang Islam yang jelas, utuh dan menyeluruh.

Interaksi di dalam diri ini memberi pengaruh kepada penampilan, sikap, tingkah laku dan amalnya sehingga menghasilkan akhlaq yang baik. Akhlaq ini perlu dan harus dilatih melalui latihan membaca dan mengkaji Al Qur’an, sholat malam, shoum (puasa) sunnah, berhubungan kepada keluarga dan masyarakat. Semakin sering ia melakukan latihan, maka semakin banyak amalnya dan semakin mudah ia melakukan kebajikan. Selain itu latihan akan menghantarkan dirinya memiliki kebiasaan yang akhirnya menjadi gaya hidup sehari-hari.

Kesinambungan dalam Pendidikan Islam

Pendidikan Islam dalam bahasa Arab disebut tarbiyah Islamiyah merupakan hak dan kewajiban dalam setiap insan yang ingin menyelamatkan dirinya di dunia dan akhirat. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai akhir hayat.” Maka menuntut ilmu untuk mendidik diri memahami Islam tidak ada istilah berhenti, semaki banyak ilmu yang kita peroleh maka kita bertanggung jawab untuk meneruskan kepada orang lain untuk mendapatkan kenikmatan berilmu, disinilah letak kesinambungan.

Selain merupakan kewajiban, kegiatan dididik dan mendidik adalah suatu usaha agar dapat memiliki ma’dzirah (alasan) untuk berlepas diri bila kelak diminta pertanggungjawaban di sisi Allah SWT yakni telah dilakukan usaha optimal untuk memperbaiki diri dan mengajak orang lain pada kebenaran sesuai manhaj yang diajarkan Rasulullah SAW.

Untuk menghasilkan Pendidikan Islam yang berkesinambungan maka dibutuhkan beberapa sarana, baik yang mendidik maupun yang dididik, yaitu:

1. Istiqomah

Setiap kita harus istiqomah terus belajar dan menggali ilmu Allah, tak ada kata tua dalam belajar, QS. Hud (11) : 112, QS. Al Kahfi (18) : 28

2. Disiplin dalam tanggung jawab

Dalam belajar tentu kita membutuhkan waktu untuk kegiatan tersebut. sekiranya salah satu dari kita tidak hadir, maka akan mengganggu proses belajar. Apabila kita sering bolos sekolah, apakah kita akan mendapatkan ilmu yang maksimal. Kita akan tertinggal dengan teman-teman kita, demikian pula dengan guru, apabila ia sering membolos tentu anak didiknya tidak akan maju karena pelajaran tidak bertambah.

3. Menyuruh memainkan peran dalam pendidikan

Setiap kita dituntut untuk memerankan diri sebagai seorang guru pada saat-saat tertentu, memerankan fungsi mengayomi, saat yang lainnya berperan sebagai teman. Demikiannya semua peran digunakan untuk memaksimalkan kegiatan pendidikan.

Iklan Gratis Untuk Menyebarkan Kebajikan

Memasarkan produk kebaikan, seharusnya lebih percaya diri dibanding orang yang memasarkan sesuatu yang dinilai memang di luar batas kebaikan. Agar kebaikan tetap berjaya sebaiknya sekuat tenaga untuk terus memasarkan kebaikan ini di mana saja berada, termasuk memasang iklan jika perlu. Bahkan ketetapan hati untuk terus berbuat kebajikan pun sudah merupakan iklan gratis untuk mendapat kepercayaan masyarakat.

Apalagi jika memang memanfaatkan pemasangan iklan. Seharusnya kebajikan itu akan semakin menguasai dunia ini dan keburukan semakin tereliminasi. Memasang iklan gratis, ada baiknya Anda mengunjungi iklan gratis ini.

Iklan gratis ini memberikan layanan yang memang gratis dengan menerapkan keanggotaan. Sehingga anggota yang sudah terdaftar bisa memanfaatkan seluruh fasilitas yang disediakan. Bagi yang ingin mendaftar silahkan klik di sini untuk daftar dan jika mau pasang langsung tanpa daftar klik disini.

Iklan gratis ini selain memberikan layanan iklan gratis online juga memberikan layanan blog, artikel dan informasi yang sayang untuk dilewatkan. Dengan tampilan yang mudah dilihat dan background warna hijau memberikan kesan sejuk bagi yang mengunjunginya, serta cepat untuk diakses, sehingga iklan gratis ini memungkinkan sekali untuk lebih banyak dikunjungi. Banyaknya kunjungan sudah mencapai belasan ribu dan rata-rata kunjungan di atas 50 perhari akan menempatkan kemungkinan iklan lebih banyak dibaca orang selain anggota. Padatnya pengunjung ini juga menarik pemasang iklan sebagi sponsor yang memenuhi sekelilingnya.

Pemasangan direktori yang lengkap sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk mencari iklan yang diinginkan. Dilengkapi dengan menu pencarian, bila tidak bisa melihat iklan di direktori, pengunjung bisa langsung mencarinya dengan kata kunci yang ada. Menu-menu yang lain, seperti Pasang iklan, lihat iklan, link akan memudahkan bagi anggota untuk mencari iklan yang telah dipasangnya. Toko online melengkapi kebutuhan yang ditawarkan oleh pemilik dan Contact us memberikan layanan kontak langsung kepada administratornya.

Istiqamah

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami adalah Allah.”

Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Jangan kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat. Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh pula di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan bagimu dari Yang Maha Pengampun dan lagi Maha penyayang.”

(QS. Fushilat : 30-32)

Makna

Maksudnya adalah mereka berkata bahwa Allah adalah Rabb dan sembahan kami. Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Dia. Mereka mengatakan hal itu dengan terang-terangan dan didasari dengan keimanan.

Selain itu mereka tetap kokoh tegar dan istiqamah di atas apa yang diucapkan. Mereka tidak mengganti, merubah dan meninggalkan penghambaan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka melakukan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Demikian Syaikh Abu Bakr Al Jazairi menerangkan dalam Aisarut Tafasir 4/575.

Tafsir

Imam Al Qurthubi setelah menyebutkan beberapa penafsiran di yang ada kemudian mengatakan:

Pendapat-pendapat ini antara satu dengan yang lainnya saling melengkapi tetapi intinya adalah mereka konsekuen di atas ketaatan kepada Allah, baik dalam segi aqidah, ucapan maupun perbuatan mereka. Mereka istiqamah di atas semua itu.

Ayat Penjelas

Oleh itu, hendaklah engkau (wahai Muhammad) sentiasa tetap teguh di atas jalan yang betul sebagaimana yang diperintahkan kepadamu…” (Hud: 112)

Sabda Rasulullah s.a.w:

Berteguh-hatilah kamu (istiqamahlah) kamu meskipun tidak akan mampu melakukan sepenuhnya. Ketahuilah bahwa bahagian terbaik dari agamamu adalah sembahyang, dan tiada seseorang yang memelihara wudhu’, kecuali orang yang beriman.” (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al-Hakim dan Al-Baihaqi)

Tingkatan Istiqamah

Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq menjelaskan:

Ada tiga tingkatan dalam istiqamah:

n Menegakkan sesuatu (taqwin) - berhubungan dengan disiplin jiwa.

n Meluruskan sesuatu (iqamah) - berhubungan dengan penyempurnaan hati

n Berlaku teguh (istiqamah) - berhubungan dengan amalan untuk mendekatkan diri, menggantungkan diri kepada Allah

Akan Selalu Didampingi Malaikat

n Seseorang yang istiqamah (teguh pendirian dan tetap melakukan kebaikan) selalunya akan didatangi oleh para malaikat, sebagaimana firman Allah Ta’ala, yang bermaksud: “…akan turun kepadanya (orang yang istiqamah) para malaikat…”

n Seseorang yang apabila didatangi malaikat ia bermakna satu kemuliaan dan keuntungan yang amat besar, sebaliknya manusia yang didatangi oleh syaitan, ia bermakna kehinaan dan bencana yang amat besar.

n Apabila malaikat datang, maka yang didatangi akan mendapat keuntungan. Ini disebabkan malaikat itu lambang rahmat, sebaliknya syaitan itu adalah lambang laknat.

Ada beberapa kebaikan yang dibawa oleh malaikat:

n Mereka merasa senang, gembira dan tidak ada rasa khuatir.

n Akan merasa khawatir.

n Akan selalu berbuat kebaikan dan tidak mengikut hawa nafsu.

n Orang yang selalu didatangi malaikat wajahnya akan berseri-seri, dan juga tidak mudah marah dan tersinggung.

n Orang yang didatangi malaikat akan berlapang dada

Tidak Ada Rasa Takut

n Seseorang yang istiqamah, tidak pernah merasa takut, sebagaimana ayat al-Quran: “…janganlah kamu bimbang (dari berlakunya kejadian yang tidak baik terhadap kamu)…” (Al-Fussilat: 30)

n Apabila seseorang tidak pernah ada rasa takut, mempunyai keteguhan hati, kuat keyakinannya, kukuh pendiriannya dan besar harapannya kepada Allah.

n Pakar motivasi mengatakan: “Akar dari segala bentuk ketakutan adalah ketidak-percayaan. Orang yang merasa asing terhadap hidupnya dan tidak kenal Tuhan serta tidak kenal diri sendiri adalah orang yang ketakutan.”

n Untuk menjadi orang yang bebas dari ketakutan, kita harus bergantung kepada Maha Pencipta dan Maha Pemberi segala sesuatu. Kita harus memiliki kepercayaan dan mengenal Dia (Allah). Perasaan terpisah dengan sumber segala sesuatu, seperti anak kecil yang merasa terpisah dengan orang tuanya, akan menimbulkan ketakutan dan kebimbangan.

Tidak Ada Rasa Sedih

n Orang yang istiqamah tidak mempunyai rasa sedih, sebaliknya mereka sentiasa gembira dan ceria, sebagaimana telah diterangkan di atas.

n Ini disebabkan orang-orang yang sedih itu merasa kehilangan sesuatu, atau tidak tercapainya sesuatu (gagal). Sedangkan orang yang istiqamah itu telah tertumpu semua pergantungannya itu kepada Allah, mulai dengan hartanya, anaknya dan bahkan dirinya telah diserahkan sepenuhnya kepada Allah, sebab orang yang istiqamah itu sadar bahwa semua itu milik Allah dan akan kembali kepada Allah.

n Apabila ada orang yang merasa sedih kerana kehilangan sesuatu, maka orang yang istiqamah tidak dapat bersedih, kerana ia merasa semua itu adalah memang milik Allah. Mereka merasa hanya sebagai penjaga barang titipan, maka apabila orang yang menitipkan itu mengambilnya semula, maka ia tidak merasa bersedih bahkan merasa tidak ada beban lagi. Itulah hikmah istiqamah.

Akan Mendapat Balasan Syurga

n Mereka yang istiqamah akan mendapat balasan syurga, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

n “…dan terimalah berita gembria bahwa kamu akan memperoleh syurga yang telah dijanjikan kepada kamu.” (Al-Fussilat: 30)

n Oleh demikian orang-orang yang beriman dan istiqamah ianya akan mendapat balasan yaitu syurga.

Akan Diberi Rezeki

n “(Nabi Muhammad diwahyukan menerangkan lagi): Dan sesungguhnya sekiranya mereka (manusia dan jin) itu berjalan lurus di atas jalan (Islam) itu, sudah tentu Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar. (Pemberian yang demikian) supaya Kami menguji mereka dalam menikmati apa yang Kami berikan itu (adakah mereka bersyukur dan istiqamah menurut Islam). (Ingatlah) siapa yang berpaling daripada mengingati Tuhannya (dengan berlaku ingkar, maka) Tuhan akan memasukkannya ke dalam azab yang amat berat.” (Al-Jinn: 16-17)

n Imam Al-Qusyairi Al-Nisabury memberi komentar: “Allah swt tidak berfirman: “Kami akan membiarkan mereka minum”; melainkan “Kami akan memberi mereka minum dengan melimpah ruah.”

n Memang di dalam ayat tersebut air yang melimpah, tetapi yang dimaksudkan adalah rezeki yang melimpah, sebab air adalah barang yang sangat diperlukan ketika itu. Oleh yang demikian Allah hanya menyebut air, akan tetapi yang dimaksudkan adalah rezeki yang banyak. Sebab air adalah lambang rezeki.

Meningkatkan Sikap Istiqamah:

Ilmu Yang Mantap

Melalui ilmu akan menumbuhkan keyakinan dan keimanan yang kukuh. Oleh itu, ilmu pengetahuan adalah perkara yang mesti dipelajari terlebih dahulu sebelum ibadah dapat dilakukan dengan sempurna. Ini kerana tidak
mungkin seseorang itu tertumpu kepada sesuatu yang tidak ia ketahui hakikatnya.

"Dan juga supaya orang-orang yang beroleh ilmu mengetahui bahawa ayat-ayat keterangan itu benar dari Tuhanmu, lalu mereka beriman kepada-Nya, sehingga tunduk taatlah hati mereka mematuhi-Nya; dan sesungguhnya Allah sentiasa memimpin orang-orang yang beriman ke jalan yang lurus.“

(Surah Al Hajj ayat 54).

n Kekuatan ilmu adalah perkara utama dalam menjana rasa istiqamah. Melalui ilmu akan menumbuhkan keyakinan dan keimanan yang kukuh. Oleh itu, ilmu pengetahuan adalah perkara yang mesti dipelajari terlebih dahulu sebelum ibadah dapat dilakukan dengan sempurna. Ini kerana tidak mungkin seseorang itu tertumpu kepada sesuatu yang tidak ia ketahui hakikatnya.

n "Dan juga supaya orang-orang yang beroleh ilmu mengetahui bahawa ayat-ayat keterangan itu benar dari Tuhanmu, lalu mereka beriman kepada-Nya, sehingga tunduk taatlah hati mereka mematuhi-Nya; dan sesungguhnya Allah sentiasa memimpin orang-orang yang beriman ke jalan yang lurus.“

n (Surah Al Hajj ayat 54).

Bersahabat dengan Orang Yang Istiqamah

Sahabat adalah cermin bagi seseorang sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dalam hadis Baginda yang bermaksud:

"Orang mukmin laksana cermin bagi mukmin yang lain (untuk membetulkan diri)." (Hadis riwayat Al-Imam Abu Daud).

Orang-orang yang berjiwa istiqamah akan sentiasa berbuat kebajikan, nasihat-menasihati dan tidak mudah berputus asa dan sabar dalam melaksanakan ibadah. Justeru itu, kita perlu berhati-hati memilih sahabat, kerana implikasi bersahabat amat besar dalam mempengaruhi mentaliti dan moral kita.

Menghayati Shirah Orang Yang Istiqamah

Shirah dan sejarah hidup orang-orang yang beristiqamah wajar dibaca dan dihidupkan di dalam diri kita. Dengan cara ini, pengaruh positif mereka bakal meninggalkan kesan yang baik kepada seseorang untuk menimbulkan keazamannya dalam meneladani kehidupan mereka. Sikap istiqamah mereka
terpancar dari sudut keilmuan seperti kegigihan dalam menuntut serta menyampaikan ilmu dan menulis karya-karya ilmiah yang agung.

Mujahadah Melawan Nafsu

Antara faktor yang dapat membantu kita untuk mencapai sikap istiqamah ialah mujahadah iaitu mengarahkan hati untuk berjuang melawan runtunan nafsu yang merangsang ke arah kejahatan. Di samping itu, keinginan nafsu serta kehendak-kehendak duniawi wajarlah dibimbing sehingga ia mejurus ke arah kebaikan dan keikhlasan, kerana Allah Subhanahu Wata''ala semata-mata.

Memang tidak dapat dinafikan mujahadah melawan hawa nafsu itu tidak mudah, ia adalah suatu yang mencabar dan perlu ditempuhi bagi mereka inginkan jalan akhirat. Segala kesulitan dalam bermujahadah melawan hawa nafsu adalah ujian yang perlu ditangani dengan bersungguh-sungguh dan sabar serta tawakal kepada Allah Subhanahu Wata''ala.

Do’a Memohon Pertolongan Allah

Berdoa memohon pertolongan AllahSubhanahu Wataala dalam apa juga urusan hidup, sama ada di saat senang maupun di waktu ditimpa kesusahan. Doa adalah senjata bagi orang mukmin dan dalam hal ini ulama hadits, Al-Imam As-Syaukani menyatakan bahwa doa merupakan derajat ibadah paling tinggi dan mulia. Justeru itu, umat Islam perlu menggunakan senjata rohaniah ini untuk memohon hidayah Allah supaya
segala tuntutan dapat direalisasikan secara istiqamah dan dengan penuh rasa keikhlasan.

Faktor Yang Menghalangi Istiqamah

n Maksiat

n Sirik

n Nifak

n Bid’ah (dalam Ibadah)

Cara Mengatasi Halangan dari Sikap Istiqamah

Halangan diri sendiri seperti malas, takut, gagal, rendah semangat, malu, tahap pencapaian rendah.

1. Ubah sikap

2. Disiplinkan diri

3. Bina keyakinan

1. Kuatkan azzam

2. Berusaha dengan tetap dan bersungguh- sungguh.

3. Tidak patah semangat.

4. Tidak kecewa dan putus asa.

5. Tabah dan sabar menghadapi cobaan dan ujian.

6. Sentiasa berfikir.

7. Banyak berzikir dan berdoa kepada Allah Taala.

8. Bertawakal dan bersyukur

Halangan orang lain seperti gangguan, pengaruh, menolak peluang dan tidak mau berkerjasama.

1. Perbaiki cara berkomunikasi.

2. Tegas.

3. Bina harga diri

4. Tunjuk kesungguhan.

5. Buktikan kemampuan diri.

Halangan suasana yang tidak kondusif atau tidak sesuai.

1. Jadualkan/rencanakan kegiatan mengikut keadaan.

2. Ambil peluang pada waktu yang yang cocok dan sesuai.

3. Cari suasana yang cocok di tempat lain.

4. Gunakan teknik yang sesuai.

Halangan keuangan atau kebendaan.

1. Anggarkan dan atur cara perbelanjaan.

2. Gunakan kaedah yang paling baik dan sesuai kemampuan.

3. Dapatkan bantuan dari orang atau pihak lain.

Langkah

Allah menyukai seseorang yang melakukan sesuatu yang meskipun sedikit, tapi dilakukan secara terus menerus (dawam)“.

Menjadikan Semua Peluang Untuk Beribadah Kepada Allah SWT

Menjadikan semua peluang untuk berbuat kebaikan dan memanfaatkannya untuk beribadah kepada Allah SWT, itulah landasan utama dalam hidup dan kehidupan di dunia ini. Begitu juga dalam hal iklan. Bagaimana memanfaatkan Pasang Iklan Dapat Uang. Uang digunakan sebaik-baiknya untuk berbuat kebajikan. Dengan kebajikan itu kita bisa melipatgandakan Pasang Iklan Dapat Uang lagi. Begitu selanjutnya.

Kesempatan untuk berbuat kebaikan di Pasang Iklan Dapat Uang ini, pemasang bisa sebanyak-banyaknya memasang iklan tanpa batas, tertarget sesuai konsumen yang diinginkan, jumlah pengunjung yang jelas kepada anggota, dan bisa mendapatkan komisi jika merekomendasikan kepada pemasang baru.

Kekurangannya dari Pasang Iklan Dapat Uang ini diantaranya jumlah pengunjung yang relatif kurang jika dibandingkan yang tanpa bayar, harus punya target pemasangan yang jelas seuai anggaran, serta tampilan direktori yang belum penuh sesuai penggolongan yang ada. Tinggal bagaimana, memanfaatkan peluang Pasang Iklan Dapat Uang ini sesuai dengan kebutuhan dan bisa meningkatkan kebajikan-kebajikan selanjutnya

Ingin Menjadi Abdur Rahman Bin ‘Auf

Hampir semua orang ingin yang terbaik. Ingin cerdas, kaya, penampilan mentereng dan lainnya. Kalau mencontoh zaman dahulu, ingin kaya seperti Nabi Sulaiman, atau seperti Abdur Rahman bin Auf di zaman permulaan Islam. Tidak mengapa kaya, bahkan kita harus kaya, untuk dapat dimanfaatkan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Pada saat sekarang, untuk menjadi kaya, memang banyak caranya. Tidak hanya dengan bisnis tradisional. Namun juga bisa memanfaatkan teknologi, seperti internet ini. Bagaimana bisa menjadi kaya? Berfikir sederhana saja. Apa munfkin apa yang kita akses di internet akan terus bisa ada jika tidak bisa menghasilkan keuntungan, ya paling tidak bisa untuk operasional?
Salah satu cara untuk dapat menghasilkan uang diinternet adalah Formula Bisnis. Produk Formula Bisnis ini adalah Ebook Sistem Mesin Uang Otomatis. Ebook Formula Bisnis ini akan menuntun untuk membuat produk sendiri sebagai andalan bisnis online. Kemudian langkah-langkah selanjutnya untuk bisa sukses menghasilkan uang dan kaya secara materi. Bisa jadi juga kaya dalam pengetahuan dan pengalaman, sehingga bisa meningkatklan bisnisnya di kemudian hari.
Setelah menjadi mendaftarkan diri menjadi anggota, calon angota akan bisa mengakses materi yang ada. Baik berupa testimonial, saran-saran tentang pengguna internet di Indonesia, penghasilan di internet, apa yang akan didapatkan dari Formula Bisnis ini, biaya dan pembayaran serta bonus tambahan.
Setelah membayar, anggota bisa mendownload semua yang ditawarkan, baik berupa ebook, maupun semua bonus yang ada. Namun demikian, bekerja di internet sama dengan bekerja biasa. Jika tidak mau bekerja keras, terus menerus belajar dan mengikuti perkembangannya, mana mungkin akan menjadi kaya mendadak seperti apa yang diangankan. Itulah kunci utama sukses dari Formula Bisnis ini selanjutnya.

Raja Presentasi Mengarahkan Sumber Daya Manusia Lebih Bermutu

Mengkaji Islam sekarang ini sudah merambah kepada seluruh tingkatan masyarakat. Audiensnya tidak hanya kalangan santri, jamaah masjid, mahasiswa, dan ibu-ibu shalawatan saja. Tetapi sudah menjadi konsumsi bagi para eksekutif yang biasa bergelut dengan berbagai macam ilmu, teknologi dan perkembangan terbaru. Sehingga tuntutan dalam mengkaji Islam tidak hanya secara tradisional. Perlu ada variasi dan perlakuan sesuai dengan kebiasaan masing-masing kalangan tersebut.

Menjawab kebutuhan ini, presentasi menjadi satu jawaban bagi terselenggaranya pengkajian Islam yang lebih maju dan ramah teknologi. Namun demikian seorang da’I yang berkecimpung di kalangan eksekutif ini perlu dibekali dengan berbagai macam ilmu yang seimbang dengan pengetahuan para eksekutif tersebut. Kemampuan presentasi dan pengetahuan dasar manajemen yang bisa dikembangkan sesuai kebutuhan, sehingga seorang da’I juga bisa memenuhi kriteria sebagai Raja Presentasi.

Pembekalan Manajemen, Skill dan Pemasaran merupakan satu produk unggulan di Raja Presentasi. Raja Presentasi mementingkan Human Resource Management yang juga harus dimiliki seorang da’i. Presentasi di Raja Presentasi ini memang tepat untuk digunakan bagi siapa saja yang tertarik dalam pengembangan diri dan manajemen sumber daya manusia. Raja Presentasi menjadi optimal karena dirancang oleh orang yang berpengalaman sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaannya. Tinggal bagaimana seorang da’I bisa memanfaatkan Raja Presentasi untuk kebutuhan ummat agar menjadi lebih baik.

Menjadikan Pengajian Lebih Menarik

Dengar kata pengajian, orang akan membayangkan seorang ustadz berjenggot dan bersorban tampil di depan pendengar dengan berbicara mengutip ayat dan hadits sebagai penjelas. Sedangkan pesertanya sebagai pendengar setia, bisa jadi bicara sendiri atau saling berbicara diantara peserta. Seakan kesan pengajian itu monoton satu arah dan harus mendengarkan saja. Apakah kita tidak bisa berinovasi sedikit untuk membuat pengajian yang lebih menarik?

Yah, banyak sebenarnya cara agar tampilan lebih menarik dari sekedar hanya mendengar. Bisa melihat, mendengar, aktivitas, dan lainnya. Apalagi pengajian ini untuk konsumsi anak-anak. Wah jadi sangat susah agar bisa perhatian kepada pendengarnya. Salah satu cara untuk membuat anak cepat perhatian adalah dengan membuat animasi. Animasi berupa gambar menarik yang bisa bergerak dan bisa diberi suara agar lebih menarik.
Bagaimana membuatnya? Inilah yang menjadi tantangan.

Kalau kita cari di sebenarnya banyak program yang bisa dignakan untuk animasi ini. Salah satu kursus pembuatan animasi bisa di kunjungi di Baba Studio. Situs Baba Studio ini menyelenggarakan kursus animasi Macromedia Flash yang sudah teruji kehandalan dan kemudahannya baik bagi pemula maupun tingkat master. Termasuk banyak perusahaan besar dan sekolah Islam terkenal yang sudah mengikuti kursus di Baba Studio. Bahkan Baba Studio ini mejangkau sampai Malaysia. Jika ingin mendaftarkan bisa melalui Pendaftaran Online dan program lebih jelasnya lihat di Program dan Biaya.

Dengan kemampuan teknologi dari Baba Studio ini, bisa jadi kita akan mengubah pola pengajian yang sederhana menjadi pertemuan yang kelihatan mewah dengan harga terjangkau serta mudah untuk diterima oleh audiensnya.

Berdakwah Lewat Blog, Mengapa Tidak?

Banyak cara memang untuk bisa berdakwah. Dunia maya yang selama ini lebih banyak diwarnai dengan kehidupan keberagamaan, apa salahnya jika diisi dengan hal-hal yang mengarahkan kepada kebaikan. Memang terasa berat dan aneh mungkin. Tapi kalau kita berpedoman pada dakwah dalam arti luas, maka menunjukkan kepada kebaikkan itupun merupakan dakwah. Termasuk di blog, bagaimana menunjukkan ilmu agar bisa dimanfaatkan untuk kebaikan juga termasuk dakwah.

Namun demikian, memanfaatkan blog tidak semudah yang dibayangkan, jika masih baru dalam dunia ini. Sehingga masih perlu Panduan Blog untuk bisa lancar dan mudah untuk mengoperasikannya. Tak heran banyak Tips Ngeblog yang harus dikunjungi untuk dapat lebih baik lagi dan mempunyai tampilan yang mudah diterima oleh pembaca. Salah satu Tips Ngeblog yang cukup banyak memperoleh perhatian adalah mengganti template. Jika template tersebut gratisan, biasanya akan sangat tergantung dari penyedia template tersebut. Sehingga bisa jadi pada suatu saat tampilannnya tidak sebaik yang diinginkan.

Setelah memikirkan bagaimana membuat blog dan mengisinya dengan artikel yang baik, berikutnya adalah bagaimana bisa Meningkatkan Traffic Blog. Meningkatkan Traffic Blog menjadi seni tersendiri dan memerlukan kesungguhan bagi pemiliknya. Tapi Meningkatkan Traffic Blog inilah yang menentukan apakan isi yang kita sampaikan berupa kebenaran ini banyak dibaca orang atau tidak. Sehingga Meningkatkan Traffic Blog perlu juga menjadi perhatian bagi seseorang yang ingin berdakwah lewat blog. Nah, inilah menjadi ujian tersendiri bagi pemilik blog. Untuk itulah perlu kiranya sesering mungkin untuk mencari Panduan Blog yang bisa memberikan pencerahan bagi kita.

Berdakwah Apa Harus Terkenal?

Pertanyaan di atas bisa dijawab dengan ya atau tidak. Memperjuangkan kebaikan kebaikan ataupun berdakwah memang perlu kekuatan yang besar. Baik kekuatan fisik maupun kekuatan ruhani serta kekuatan modal yang melandasinya tentunya agar bisa mengarahkan audiens kepada kebaikan yang diinginkan.

Namun jika seseorang yang memperjuangkan kebaikan tersebut masih kecil atau baru mulai membangun pondasi bagi langkah-langkah selanjutnya. Maka nilai keterkenalan tersebut sangat diperlukan. Terkenal akan menjadi modal untuk bisa didengar oleh audiens dan bisa memperngaruhi audiens. Nah, karena masih kecil itulah ada baiknya sang pejuan memperkenalkan diri agar menjadi ‘terkenal’. Apalagi jika berdakwah dan memperjuangkan kebenaran ini melalui tulisan dan media seperti blog, sebagaimana umumnya pemakai media mutahir.

Untuk menjadi terkenal inilah ada baiknya memperkenalkan diri di media iklan baris gratis. Iklan baris gratis ini memang menguntungkan. Paling tidak tanpa mengeluarkan uang bisa akan dikenal. Dengan memanfaatkan iklan baris gratis, bisa sering-sering tampil sesuai dengan kemauan kita.

Kekurangan memanfaatkan iklan baris gratis dengan kita harus sering untuk mengisinya agar juga sering di lihat dan dibaca oleh orang lain. Kadang-kadang iklan baris gratis kurang dipercaya oleh orang lain, yaitu tadi karena gratisan. Jika sudah dikenal sebaiknya orang yang mengajak kepada kebaikan tersebut tidak meninggalkan tujuan utamanya.

Namun demikian jika, penyeru kepadakebaikan tersebut tetap konsisten sesuai perjuangannya dan yakin kepada kebenaran yang ia bawa, maka dengan sikap tawadhu’, itu juga menjadi iklan baris gratis bagi dirinya. Dan bisa jadi ia terkenal akan ketawadhu’annya. Kalau sudah demikian, untuk apa lagi harus menawarkan diri di iklan baris gratis? Tapi yang paling baik adalah dengan tetap terkenal tapi tetap menjaga ketawadu'an.

Kebenaran dan Cara Menyikapinya

Nilai Kebenaran

Allah SWT berfirman dalam Qur’an surat Yunus: 32, yang artinya: “Dzat yang demikian adalah Allah Rabbmu yang sebenarnya. Dan tidak ada sesudah kebenaran melainkan kesesatan. Mengapa kalian bisa dipalingkan dari kebenaran?” Ada dua prinsip utama yang bisa diambil dari ayat ini, yakni:

  1. Hanya Allah Rabb yang benar.
  2. Selain Allah Rabb yang benar adalah bathil dan menyesatkan semua

Allah lebih merinci kebenaran itu dengan firmanya: ”Kebenaran itu adalah dari Rabbmu, maka janganlah sekali-kali kalian termasuk orang yang ragu-ragu” (QS Al Baqarah:147). Allah adalah sumber kebenaran, maka apapun yang berasal dari sumber kebenaran itu adalah pasti benar pula. Kebenaran yang berasal dari Allah yang dapat kita amati, paling tidak ada dua:

a. Ciptaan Allah

“Ya Rabb kami tidaklah Kau ciptakan semua ini dengan kebathilan maka maha suci Engkau dan peliharalah kami dari siksa api neraka” (QS Ali Imran:191)

b. Firman Allah

“Bahkan mereka (kuffar) menyatakan kalau Qur’an itu buatan Muhammad. Tidak. Bahkan, Qur’an itu adalah suatu kebenaran dari Rabbmu, agar kamu memberi peringatan pada kaum yang belum pernah datang pada mereka seorang pun pemberi peringatan, agar mereka mendapat hidayah” (QS As Sajadah:3)

Menyikapi Kebenaran

Rasulullah SAW mengajari kita do’a: “Ya Rabb kami perlihatkanlah kebenaran pada kami, bahwa itu memang benar dan berilah rizqi buat kami untuk bisa mengikutinya. Dan perlihatkanlah pada kami bahwa kebathilan itu bathil, dan berilah kami rizqi pada kami untuk menjauhinya”. Ada dua sikap yang diajarkan untuk kita dari do’a ini:

  1. Mempelajari kebenaran
  2. Mengikuti kebenaran

Atau dengan kata lain keshalehan seseorang itu bisa dilihat dari sejauh mana dia mempelajari kebenaran dan mengikutinya.

  1. Mempelajari Ciptaan Allah.

Ciptaan Allah (alam semesta dan isinya) adalah kebenaran dan di sana sarat dengan hukum-hukum pasti. Sehingga tugas manusia adalah mempelajari alam dan menemukan hukum-hukum dan sifatnya. “Apakah mereka tak meneliti bagaimana unta diciptakan? Dan langit bagaimana ditinggikan? Dan bagaimana gunung ditancapkan? Dan bumi bagaimana dihamparkan?” (QS Al Ghasiyah:17-20)

  1. Mempelajari Firman Allah

“Dialah yang telah mengutus di kalangan orang-orang ummi (buta huruf) seorang Rasul yang membacakan pada mereka ayat-ayat-Nya dan mensucikan mereka dan mengajarkan pada mereka al kitab dan hikmah. Dan sebelum itu mereka termasuk orang-orang yang sesat” (QS Al Jum’ah:2)

“Apakah mereka tidak mentadabburi Al Qur’an atau dalam hati mereka sudah tertutup?” (QS Muhammad:24)

Dengan mempelajari itu, maka manusia bisa menemukan hukum-hukum yang pasti. Dan setelah menemukannya, maka tugas berikutnya adalah mengikutinya. Hal ini bisa berupa merekayasa benda-benda di alam sesuai dengan hukum-hukumnya sehingga bisa digunakan untuk kemaslahatan manusia. Seperti hukum gravitasi melandasi pembuatan gelas yang permukaannya di atas, gagang kaca mata ditaruh di atas telinga, dll.

Kalau manusia mengetahui alam dengan baik, dan mampu melakukan rekayasa alam sesuai hukum-hukumnya, pastilah dia akan menguasai alam ini yang dengan demikian dia akan menemukan kebahagiaan di dunia.

Di samping mengikuti kaidah hukum alam yang pasti itu, manusia juga harus mengikuti hukum yang tertuang dalam firman Allah. Mengikuti Al-Qur’an bisa berupa rekayasa sosial dalam rangka membuat peradaban baru dengan Al-Qur’an sebagai landasannya. Kalau ini berhasil, maka Allah akan menjamin akan membuka pintu berkah dari langit dan bumi. Sebaliknya kalau tidak diupayakan, maka siksa Allah menjadi ancamannya.

“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS Al-A’raf:96)

Dengan mempelajari alam dan Al-Qur’an serta mentaati hukum-hukumNya berarti dijamin bahagia di dunia dan di akhirat.

Selamat Hari Raya Idul Fitri

Jika Hati Sebening Embun

Jangan Biarkan Ia Keruh
Oleh Selaksa Khilaf.

Jika Pohon Jiwa Sehijau Kedamaian,
Jangan Biarkan Ia Meranggas
Karna Tak Ada Hujan Maaf.

TAQABBALALLAHU MINNAA WA MINKUM…
SHIYAAMANA WA SHIYAAMAKUM…
WAANTUM BIKHOIRIN

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H

Mohon Maaf Lahir Bathin…

Agar Shaum Ramadhan Dilalui dengan Mudah

Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan maghfirah. Ramadhan juga bulan pengampunan. Ramadhan juga disebut sebagai seribu bulan. Pada saat Ramadhan ini juga berarti beribu kesempatan kelipatan pahala yang bisa diraih. Jangan sampai pada saat Ramadhan tiba dilalui dengan sia-sia sehingga kesempatan pahala tersebut hilang percuma dan hanya mendapatkan lapar dan dahaga.
Ada beberapa kiat agar puasa Ramadhan bisa dilalui dengan mudah, sehingga Ramadhan kita dapatkan denga penuh makna:

1. Niat shaum karena Allah SWT semata. Berniat ikhlas karena Allah SWT semata. Shaum bukan takut karena diperintah oleh guru, orang tua, guru ngaji atau malu karena teman. Orang yang puasa karena orang tua akan capek sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan orang tua saat makan atau minum. Begitu juga karena yang lainnya. Yang tahu bahwa seseorang itu shaum hanya orang yang shaum tersebut dan Allah SWT. “Shaum itu hanya untukKu”, kata Allah SWT.

2. Mengakhirkan sahur mangawalkan buka.
Rasulullah menganjurkan untuk mengakhirkan sahur sampai menjelang imsak tiba. Agar pada saat pagi harinya energi masih penuh untuk melaksanakan aktivitas sampai sore terpenuhi. Jika sahur masih malam, makanan sudah dicerna pada saat tidur dan pada saat pagi tiba energi tinggal sisa.

3. Berbuka dengan makanan yang manis dengan didahului minum.
Makanan yang manis, seperti kurma, buah segar, secukupnya. Jangan terlalu banyak. Makanan yang manis ini akan merangsang asam lambung bekerja setelah seharian istirahat. Kalau terlalu banyak akan kaget dan timbul rasa tidak enak diperut dan rasa malas serta ngantuk.

4. Banyak berdzikir atau belajar yang sersan di siang hari. Dzikir merupakan kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan dzikir ini akan menguatkan tubuh dan juga pikiran. Sehingga bisa melupakan rasa lapar dan dahaga.

5. Tidur yang cukup dan tidak kelebihan tidur. Tidur Siang secukupnya saja. Kalau berlebihan akanmembuat tubuh menjadi lemas dan malas beraktivitas.

6. Minum air yang cukup pada saat malam hari. Kebutuhan air pada saat siang hari harus diganti pada saat malam hari. Sehingga tubuh kita tidak kekurangan air.

7. Atur waktu olah raga atau tidak berlebihan olah raga yang di luar kebiasaan. Jika terbiasa olah raga yang relatif berat, sebaiknya atur waktu olah raga pada saat sore hari. Kalau dilaksanakan pada pagi atau siang hari akan menguras tenaga dan saat sorenya akan merasakan tubuh menjadi lemas atau haus.

8. Tidak bermain berlebihan. Kebiasaan bermain, jangan sampai hilang. Namun atur permainan agar tidak bermain yang berat dan menguras tenaga.

9. Hati-hati, main game/ps dan sejenisnya banyak menguras pikiran. Sehingga dengan konsentrasi yang penuh akan menguras banyak tenaga. Tidak terasa setelah main akan merasa haus atau lapar.

Pada intinya, kendalikan diri untuk berbuat kebaikan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan tidak mengerjakan hal yang sia-sia agar shaum kita menjadi sempurna.

Persiapan di Bulan Ramadhan

DUUUMMMM!!!! Petasan meledak di sekitar jalan. Orang yang lalu lalang kaget. Kembang api dibakar malam hari, menyisakan kilatan cahaya benderang. Anak-anak ramai bersorak dengan gembiranya. Ahh.. dunia anak memang mempunyai cara sendiri untuk menyambut Ramadhan. Kalau kita-kita yang sudah dewasa. (hmmm atau masih ada yang ngaku anak-anak gak boleh baca lho), masak harus menyambut Ramadhan dengan cara seperti mereka.
Memang menyambut Ramadhan dengan gembira saja sudah berpahala. Tapi apakah melampiaskan persiapan Ramadhan seperti anak-anak tersebut? Yang sebenarnya masih banyak cara untuk menyambut Ramadhan dengan cara yang santun, lebih baik, bernilai ibadah dan tidak menghambur-hamburkan uang.
Sekarang Ramadhan tinggal sebentar lagi. Tidak lebih dari hitungan jari tangan. Sudahkah kita mempersiapkan diri? Padahal Rasulullah SAW sebagai orang yang paling dekat dengan Allah SWT sekalipun, telah mempersiapkan Ramadhan jauh-jauh hari. Nah, bagi kita-kita apa saja yang perlu dipersiapkan menjelang bulan Ramadhan?

1. Persiapan Maknawi
Rasulullah tiga bulan menjelang Ramadhan telah mempersiapkan ruh diri dan ummatnya dengan berdo’a kepada Allah SWT: “Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan kami di bulan Ramadhan”. Berarti do’a tersebut dilantunkan oleh Rasulullah tiga bulan menjelang Ramadhan. Rasulullah SAW adalah kekasih Allah. Sedangkan kita-kita ini siapa? Untuk itu paling tidak mempersiapkannya enam bulan menjelang Ramadhan.
Selain berdo’a amalan lain yang juga dipersiapkan, seperti sholat malam, baca Qur’an, sholat-sholat nawafil, dzikir dan do’a.

2. Persiapan Ilmu
Menjelang Ramadhan, sebaiknya mengingat kembali tentang fikh Ramadhan. Apa yang wajib dilaksanakan, yang membatalkan dan keutamaan-keutamaan lain yang dilaksanakan di bulan Ramadhan. Apa yang telah kita lakukan untuk Ramadhan tahun lalu dan apa yang akan kita lakukan untuk Ramadhan sekarang? Selain ilmu tersebut, karena Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan produktivitas, termasuk produktivitas ilmiah dalam hal ini, tidak berlebihan jika kita lihat ulama terdahulu pada saat bulan Ramadhan berhasil menulis buku atau mengkaji dan mengambil keputusan beberapa hal dalam kehidupan ini. Sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat luas dan kemanusiaan.

3. Persiapan Fisik/Jasmani
Tidak kalah penting, persiapan fisik perlu untuk menghadapi Ramadhan. Jangan sampai pada saat Ramadhan yang penuh berkah dan beribu kelipatan pahala bagi yang melaluinya, ternyata harus ditempuh di atas pembaringan dan dengan mengambil keringanan (rukhsah) karena sakit. Rugi kan? Untuk itu siap-siaplah dengan persiapan fisik yang cukup dengan olah raga yang teratur, makanan yang halal dan thayyib, serta menjauhi perbuatan yang merusak fisik, seperti: bergadang sampai larut, merokok, dan lainnya. (apalagi ngenet sampai pagi. Hmm…) Juga tidak mendatangi daerah yang terkena wabah.

4. Persiapan Keuangan
Memang tidak ada aktivitas tanpa fulus atau mengorbankan kesempatan yang bernilai fulus. Apalagi di masa sekarang ini. Semuanya dinilai dengan uang. Tapi paling tidak dengan persiapan keuangan ini kita menjalani Ramadhan ini dengan hati tenang, tanpa diributkan dengan memikirkan kebutuhan yang begitu berlipat ganda dan kenaikan harga yang tidak terkendali.
Apalagi kalau kita menelisik kehidupan Rasulullah, sedekah dan infaq beliau pada bulan Ramadhan.. Kalau hari-hari biasa, diungkapkan dengan tangan kanan tidak mengetahui apa yang diberikan tangan kiri, pada bukan Ramadhan ini diungkapkan seperti ini berhembusnya angin topan. Hitung saja berapa knot kecepatannya. Berarti ini kan memerlukan uang yang lebih dari biasanya, dan ini memerlukan persiapan jauh hari sebelum datangnya Ramadhan. Sudah siap kan?

5. Persiapan Lingkungan
Kalau kita ingin berbuat baik, tidak ingin hanya berada dalam kebaikan sendirian. Bisa jadi kita akan ikut terwarnai oleh suasana lingkungan sekitar kita. Nah, kalau orang lain ikut mendukung kebaikan, berarti ada orang lain yang ikut mengontrol diri kita dan mengkondisikan diri kita menjadi lebih baik dari apa yang sebenarnya kemampuan diri kita. Begitu juga sebaliknya.

Menyinggung kebiasaan diri dan lingkungan kita seperti pendahuluan tulisan ini, kita bisa menggali kebiasaan masayarakat dahulu yang sudah menjadi tradisi dan bernilai kebaikan. Seperti; menjelang Ramadhan saling mengingatkan sanak saudara dan kerabat dengan mengirimkan makanan dengan tidak lupa memberikan ucapan selamat menyambut Ramadhan, membersihkan rumah dan lingkungan dengan mengecat rumah serta memberi hiasan, membuat lampu hias atau obor di gang-gang dan jalan, memasang umbul-umbul, spanduk (ini kalau sekarang ya), saling berkunjung dan minta maaf sebelum masuk Ramadhan agar saat memasuki Ramadhan hati kita khusuk dan bersih kembali tanpa beban kesalahan diri kita dengan saudara-saudara kita, dan lain kebiasaan serta adat yang melingkupinya yang masih dibenarkan syariat. (apalagi kalah dengan persiapan tujuh belasan)
Ramadhan memang penuh makna. Penuh fenomena. Dan banyak sebutan yang melekat pada diri Ramadhan, karena keberkahan dan nilainya. Bulan penuh berkah, bulan turunnya al-Qur’an, bulan lebih baik dari seribu bulan, bulan pembebasan, bulan pendidikan…. Dan lain gelaran yang mengikutinya.
Menghadapi Ramadhan inilah justru yang perlu kita persiapkan dengan matang. Bukan pada saat selesai Ramadhan diisi dengan persiapan yang penuh kemegahan dan hura-hura yang membawa hal-hal tabdzir dan kemudian mengabaikan hari-hari akhir yang bernilai. Dan Ramadhan dilalui dengan hanya mendapatkan lapar dan dahaga.

Segalanya Menjadi Mudah

Sahabat, kalian pernah mengalami kesulitan ketika harus mengerjakan sesuatu? Belum lagi ditambah dengan banyaknya tugas dan menghadapi orang lain untuk menjelaskan atau mempresentasikan tugas tersebut? Tekanan itulah yang membuat kita sering menjadi stres dan bingung harus memulai dari mana.

Merunut dari permasalahan itu, rasanya kepraktisan akan membuat segalanya menjadi mudah, sedangkan kemudahan membuat orang menjadi senang untuk mengerjakannya. Sehingga kita tidak mudah untuk putus asa dalam menghadapi kesulitan, karena Allah SWT menjadikan sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.

Lihatlah di Al-Qur’an surah Al-Insyiroh Ayat 5-7: “karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain.”

Ada beberapa tips untuk menjadikan segalanya mudah antara lain:

1. Mengemas tugas sedemikian rupa, mengikuti kaidah SMART
S : Spesific, artinya terfokus pada satu titik apa yang kita kerjakan
M : Measurable, artinya terukur, baik kemampuan maupun alat bantunya
A : Achievable, artinya bisa tercapai
R : Realistic, artinya masuk akal
T : Time bound, artinya memiliki target waktu.

2. Tidak bersikap kaku/jangan terlalu formal/rileks
Pernah nggak ngalamin beberapa hal ini, seperti harus berhadapan guru atau dosen yang menurut sebagian besar orang disebut ‘killer’, bos galak, atau nyonya rumah yang feodal? Kalau belum terbiasa, akan mendadak lemes (mengalami penurunan kondisi fisik), lutut gemetaran, jantung berdebar atau pun mules. So apa yang mau diungkapkan mendadak hilang atau ngomong jadi belepotan.
Untuk itu, ucapkan Bismillah, lantunkan doa dan tetapkan hati, kemudian buat suasana rileks dan menempatkan suasana hati kita di hadapan rekanan kita dengan baik serta pandai-pandailah mengambil hatinya, agar tugas berjalan dengan sukses.

3. Bersikap proaktif
Jangan hanya menunggu kabar berita yang datang menghampiri, tapi cobalah untuk mencari perkembangan berita. Siapa tahu rekanan kalian itu sedang sibuk atau lupa, sehingga tidak memberi informasi. Singkatnya informasi tidak berjalan searah. Untuk itu harus dijemput.

4. Bagaikan mengasah pisau tajam
Semakin sering seseorang berhadapan dengan masalah, maka semakin terlatihlah ia. Seberat apapun masalahnya, karena sudah rutin dan sering dijumpai, maka menjadi hal yang biasa baginya.

5. Ciptakan unsur rekreasi
Jika kalian pergi ke sebuah tempat untuk menunaikan tugas, sertakan niat silaturrahim atau sekedar refreshing. Atau kalau melaksanakan tugas yang berat, anggaplah itu hanya tes mental untuk menguji kemampuan kita saja. Karena jika akhirnya tugas tidak terlaksana, maka tidak akan merasakan kekecewaan yang mendalam.

Setelah kita sudah berusaha sebaik-baiknya, setelah itu tawakal, hasilnya sepenuhnya kita serahkan kepada Allah SWT.

Semoga dengan tips ini, kita tidak mudah putus asa dan bisa menjalankan tugas dengan baik untuk mengumpulkan kepingan-kepingan kecil kesuksesan. Untuk mencapai susunan terakhir puzzle kesuksesan di dunia dan di akhirat.

Lulus Ujian!

Segores kenangan saat lulus SMA pun terulang kembali. Ada yang pake aksi corat-coret, ntraktir teman, pawai sorak-sorai, bahkan juga ngetrek keliling kota. Lebih tragis lagi, keselamatan jiwa pun untuk sementara dilupakan.
Kalau kita bercermin layaknya seorang muslim, jelas, hal itu dinilai sangat mubazir. Betapa tidak. Semestinya seorang muslim meluapkan keberhasilan dan kemenangan dalam tasbih dan istighfar (QS. An-Nashr: 1-3). Sebab boleh jadi pada saat yang sama, teman kita yang lain sedang bergumul dengan kesedihan akibat dari kegagalanya.
Sekarang mungkin anda masih bisa tertawa lebar tanpa mengerti dan mau mengerti kesedihan orang lain. Tapi begitu kegagalan itu berbalik dan menghampiri, misalnya: gagal meraih PTN yang diminati, apa mau dikata? Mau gigit jari atau malah menangis? Akankah lebih baik jika kita introspeksi diri. Sudah maksimalkah usaha saya, baik kerja maupun do’a? Kalau sudah, mungkin ini ujian dari Allah SWT. Bukankah Allah Maha Tahu, apa yang terbaik bagi umat-Nya?
Nah, bila usaha telah digencarkan, bahkan segala daya dan upaya guna meraih cita-cita telah dikerjakan. Adalah paling baik bila kita serahkan seluruhnya (tawakkal) kepada Allah SWT (QS. Ali-Imran:159). Bukankan tawakkal adalah sebaik-baik sikap setelah berusaha dengan penuh kesungguhan.
Ingat, Ujian Masuk Perguruan Tinggi hanya sebuah fase, bukan segala-galanya. Dan keyakinan itu sangat perlu ditanamkan agar dapat menentramkan hati sekaligus menyiapkan mental untuk dengan lapang dada menerima takdir Allah bahwa lulus atau pun tidak lulus adalah ujian. Yah, ujian dari Allah SWT.
”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak akan diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka. Maka sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut:2-3)

Pesan Terakhir

Gerimis di luar seolah memagari alam, termenung aku di sini sambil memandangi rintik-rintik di luar jendela kamarku yang semakin lama makin membesar. Aku jadi teringat kejadian tiga tahun yang lalu, waktu itu aku baru kelas III SMA, keadaannya sama seperti sekarang, ditengah guyuran hujan.
Saat itu....
”Sin, Pulang yuk!”. Aku masih menyalin tugas untuk besok, acuh tak acuh oleh ajakan Sari, Sahabatku. ”Kamu kenapa sih, kok diam aja, marah ya?”. Aku masih diam. Ya udah, kalau gitu aku tunggu di luar ya”. Serta merta aku menarik tangan Sari, soalnya kalau dia ngambek susah ngobatinya. ”Sorry ya Sar, kamu tadi kucuekin, lagian kamu kan tahu, aku ini lagi kesel gara-gara Erwan tadi, lagi pula..., di luarkan hujanya deras”.
”Makanya Sin, kalau lagikesel sama orang, langsung aja ke orangnya, jadi nggak nyakitin hatimu sendiri, sampe-sampe aku kena batunya. Kalau masalah hujan deras..., kan ada payung, lagian..., tuh Pak Mamat udah jemput.”.
”Iya iya. Sorry deh. Eh... ngomong-ngomong Pak Mamat markir mobilnya di sebelah mana? Kok gak kelihatan di tempat biasa?”
”Eh kamu aja yang gak ngeliat, itu loh di bawah pohon akasia, tuh Pak Mamatnya lagi melambaikan tangannya, kalau mobil wajar aja gak keliatan karena bukan mobil yang biasa dipake, mobil yang satunya lagi masuk bengkel, maklum udah tua”.
Sari anak tunggal, bukan hanya cantik, tapi juga tajir (kaya). Bapaknya seorang pengusaha sukses yang bergerak di bidang jual beli mobil. Ibunya adalah seorang psikolog terkenal. Tapi dia gak betah di rumah, oleh karena itu lebih sering main dan belajar di rumahku, yang kebetulan tidak begitu jauh dari rumahnya.
Mengenai kekesalanku tadi, itu karena Erwan, si ketua Rohis yang sok alim itu, kalau jalan tunduk-tunduk, bicara dengan lawan jenis selalu memalingkan wajahnya dari si lawan bicara, kalau manggil kita pake mbak-mbak segala, emangnya aku mbaknya apa, yang bikin aku kesal tadi dia udah berani mengkritik aku, dia bilang rok aku kependekanlah, bicaraku terlalu semangatlah, padahal aku ngomongkan pake mulutku sendiri, dasar rese’!, nyebelin, walaupun dia ngomongnya dengan lemah lembut, tetep aja nyebelin, menggurui!.
Awal permasalahannya sih, waktu dia mengantar tugas dari Pak Bahran guru Agama, dia memanggilku, ”Mbak Sinta, ini ada titipan tugas dari Pak Bahran, beliau tidak masuk hari ini karena mengantar istrinya yang mau melahirkan”, aku cepat-cepat menghampirinya untuk mengambil tugas itu, eh.. tiba-tiba aku terjungkal karena ada yang iseng mengikat tali sepatuku jadi satu kiri dan kanan. Rokku yang udah kependekan tersingkap beberapa senti, menambah riuh sorakan anak putra yang sejak tadi memperhatikan kami. Aku langsung teriak, ”Siapa yang berani kurang ajar begini?”, anak-anak langsung diam, mereka sebagian besar memang rada takut padaku, karena selain aku ketua kelas, gak nyombong sih, aku sudah sabuk putih pencak silat. Tapi kulihat sekilas Erwan berpaling ke arah lain, aku cepat-cepat membetulkan tali sepatuku dan berdiri, kemudian menghampirinya untuk mengambil tugas itu, Eh dia bukanya langsung menyerahkan tugas itu, malah ceramah dulu. ”Maaf ya mbak, lain kali roknya agak dipanjangin lagi, jadi nggak bikin orang lain punya niat jail, satu lagi, nuwun sewu ya mbak, nggak baik lho kalau wanita itu suaranya sopran”. Emang sih nada bicaranya Erwan sopan, tapi isinya nyelekit banget.
Keesokan harinya seperti biasa aku menunggu Sari, di depan rumahnya, lumayan kan buat irit ongkos, tapi yang ditunggu-tunggu kok gak nongol-nongol juga. Akhirnya aku berangkat sendiri dari pada terlambat, bisa-bisa ketinggalan pelajaran jam pertama. Bel berbunyi tepat ketika aku melangkahkan kaki memasuki pintu gerbang sekolah, aku pun segera berlari menuju kelas. Sampai di kelas, kok aku belum menjumpai wajah Sari. Hingga bel pulang berbunyi pun Sari belum ada kabarnya. Perasaanku jadi gak enak.
Pulang sekolah aku pun langsung ke rumahnya, ternyata di rumah tidak ada siap-siapa, aku tanya tetangganya, katanya tadi malam ada polisi yang datang ke rumahnya, kemudian bapak dan ibunya pergi bersama-sama polisi itu. Kucoba untuk menghubungi telepon seluler milik ibunya, ternyata ibunya ada di rumah sakit. Tergesa-gesa aku menyusul ke rumah sakit, kulihat Sari terbaring lemah dengan wajah cantiknya yang nampak pucat dan lengan yang diinfus, ada bekas darah mengering di sekitar lehernya, dan kulihat wajahnya lebam biru-biru, menurut keterangan polisi, Sari korban perampokan dan pemerkosaan.
Menurut ibunya, malam itu, Sari pamit mau ke rumahku, ternyata dia tidak menuju rumahku, malah jalan-jalan sama anak-anak teman bisnis bapaknya. Sari memang punya genk sendiri selain berteman dengan aku. Setelah jalan-jalan mereka mampir ke diskotik dan mabuk-mabukan di sana. Sari kemudian pulang sendiri karena teman-temannya pada teler abis. Ketika itulah, tepat di simpang dekat rumah kami, dia dihadang oleh sekelompok preman yang biasa mangkal di situ, apalagi aku tahu kalau Sari suka pake baju yang seksi abis. Yah aku bisa ngebayangin gimana kejadian naas itu bisa terjadi. Tiba-tiba kudengar dari dokter bahwa Sari memanggil keluarganya, termasuk aku, karena kondisinya kritis.
Di saat-saat terakhir itulah, Sari dengan butiran bening di matanya menggenggam tanganku sambil berkata lirih, ”Cukup aku saja Sin yang begini, kuharap kamu mau mendengar kata-kata Erwan waktu itu, jangan seperti a...ku.” Dengan air mata berlinang kutuntun Sari untuk mengucapkan kalimat syahadat, akhirnya dia menghembuskan nafas yang terakhir di hadapanku. Aku hanya bisa menangis dalam bisu sambil berjanji pada diriku sendiri untuk berubah.
”Mbak Sinta... cepetan keluar, tuh tamunya udah pada datang!” Aku tersadar dari lamunanku, kurapikan gamis dan jilbab biruku. Maklum mau ada ta’aruf. Denger-denger sih calonku itu pernah satu sekolah denganku, dengan langkah cepat dan deg-degan aku kemudian keluar. Aku menjerit di dalam hati melihat tamu yang ada di hadapanku, Subhanallah, ternyata ikhwan itu adalah Erwan. Tak henti-hentinya aku bertasbih di dalam hati untuk menahan gemuruh di dada ini.
Ny, bpp, 211001

Sekolah Hanya Untuk Mengisi Waktu Luang

Kamu tahu nggak bahwa asal kata school itu dari schoolare, dari bahasa Latin, yang artinya hanya mengisi waktu luang. So, kalo school itu maknanya untuk ngisi waktu luang doang. Emang tadinya sekolah hanya digunakan untuk mengisi waktu luang. Kemudian dibuatlah cara agar ngisi waktu luangnya bisa bermanfaat (itu katanya lho). Ini nih definisi school menurut orang barat sono. Nah, kalo untuk ngisi waktu luang doang, ngapain kita susyah-susyeh? Eh nggak ding, tengok tuh pengertian yang lain.

Kalo kamu lihat tuh arti yang sering diidentikkan dengan sekolah dalam bahasa Arab, yaitu madrasah. Asal katanya da ra sa yang artinya belajar dan membaca. Dari kata madrasah ini didefinisikan menjadi tempat proses belajar mengajar yang terkait dengan ajaran Islam dengan dipandu oleh kurikulum. (Nggak ku ku deh pengertian madrasah dengan school, jelas lebih bermanfaat madrasah kan?. Setujuuu???!!!)

Merujuk pengertian dari bahasa Arab di atas, jieehhh…, menunjukkan bahwa tempat belajar tidak mesti di suatu tempat tertentu yang khusus, tetapi bisa dilaksanakan di mana saja, di rumah, di surau, langgar atau masjid, bahkan di ladang, di laut atau tempat lain yang memungkinkan untuk proses belajar mengajar. Jelaskan? Rumah, surau, langgar dan masjid, memegang peranan penting dalam perkembangan pendidikan Islam. Tapi akhirnya kata madrasah ini ‘ditempelkan’ hanya pada nama sekolah agama Islam. (Ini nih mulai mempersempit arti madrasah).

Pada masa Rasulullah saw proses belajar mengajar yang dikenal oleh orang di tempat Arqam bin Abil Arqam, suatu tempat belajar di rumah seorang sahabat yang memang belum banyak dikenal orang. Ini pendidikan awal pada era Islam secara formal, walaupun dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi, karena dakwah Islam belum secara terbuka.

Nah pada zaman Rasulullah saw ini selanjutnya, tempat belajar juga sudah berlangsung di Masjid Nabawi, di suatu ruangan yang disebut suffah, yang sekaligus juga tempat menyantuni fakir miskin. Belajar di suffah ini berlangsung hingga masa Khulafaur Rasyidin dan Bani Umayyah. Di suffah inilah para pejuang Islam, hufadz, dan yang nantinya dikenal sebagai perawi hadits dididik.

Model belajarnya dengan sistem halaqah (murid duduk bersila di sekeliling guru), seperti yang berlangsung di Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan masjid di Bagdad, Kufah, Basra, Damascus dan Cairo hingga akhir abad ke-20. Bahkan sampai ke pesantren-pesantren pun masih menggunakan metode ini. (Makanya kalo kamu diajak belajar halaqah, kaya’ mentoring itu lho, jangan malas. Karena itu tu sudah berabad-abad terbukti paling ocheee. Eh ini bukan hanya hasil survey lho…tapi bukti)

Terus karena banyak peminatnya, dibuatlah tempat khusus di luar masjid untuk mengajar anak-anak mambaca, menulis, mempelajari Al-Qur’an dan dasar-dasar Islam yang disebut khuttab. Akhirnya berkembang lagi nih, dibuatkan tempat khusus untuk belajar di sekitar masjid yang disebut zawiyat (khanqah atau ribat). Nah di zawiat ini proses belajar mengajar sudah teratur. Apa bisa ya sekolah Islam sekarang ini disamakan pengertiannya dengan khuttab atau zawiyat?

Madrasah pertama kali didirikan di dunia Islam sebagaimana bentuk dan sistemnya mendekati sekarang, adalah Madrasah Nizamiyah di Bagdad. Madrasah ini didirikan oleh Perdana Menteri Nizamul Mulk. Kemudian berkembang ke berbagai kota dan negeri-negeri Islam. Kemudian di Cairo berdiri Perguruan Al-Azhar (yang masih berdiri sampai sekarang dan ini sebagai bukti pembanding hasil didikan Islam dengan didikan universitas di barat sono. Eh yang nulis juga belum ngalami kok), di Andalusia (Spanyol) berdiri Perguruan Cordoba dan di India Madrasah Deoband. Banyak nama-nama besar ulama Islam yang dididik di lembaga-lembaga pendidikan ini, seperti Imam Al-Ghazali, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al-Khawarizmi, dll.

Tahu nggak kalo perguruan di Cordoba inilah yang setelah jatuh ke tangan kaum Nashrani kemudian diadobsi, yang kemudian menjadi cikal bakal Universitas Cambridge, Oxford, Harvard, dan lainnya yang terkenal hingga sekarang di dunia barat sono.

Sekarang di Indo nih. Madrasah tidak terlepas dari lingkungan pesantren. Madrasah tersebar di berbagai wilayah, di Surakarta berdiri Madrasah Manba’ al-Ulum (1905), di Surabaya Madrasah Nahdatul Wathan, Madrasah Hizbul Wathan dan Madrasah Tasywirul Afkar, di Minangkabau Madrasah Diniyah (1915) oleh Zainuddin Labay El-Yunusy dan Madrasah Diniyah Putri (1923) oleh Rahmah El-Yunusiyah dan juga Madrasah Sumatra Thawalib (1916). Selanjutnya madrasah ini berkembang dan dikembangkan oleh organisasi-organisasi Islam yang bergerak di bidang pendidikan.

Dengan kedatangan Belanda mengubah sistem halaqah ini menjadi sistem klasikal yang merupakan sistem di sekolah-sekolah kolonial. Perubahan itu terjadi hingga sekarang untuk sekolah-sekolah negeri. Sedang madrasah yang susah diubah, karena terikat dengan pesantren juga sudah mendarah daging menjadi bagian budaya bangsa Indonesia, maka dikelola oleh Departemen Agama. (Nah lho semakin sempit lagi kan ruang lingkup madrasah …) Sehingga sekarang madrasah sudah jadi brand image bagi pendidikan Islam yang terbelakang, kumuh dan tidak berkualitas. Emang gitu ya?

So, kalo kita berkaca (eh emang manna cerminnya?) ke pengertian Islam tersebut kita jadi enjoy deh belajar, walau gak hanya ngisi waktu luang aja. And yang pastinya belajar, gak hanya berada dalam kotak kelas duduk sampai bosen, sambil mentengin guru lagi berdiri di depan. And pengertian madrasah emang tidak terlepas dari inti pendidikan Islam, so kalo kita-kita sudah belajar di sekolah (seharusnya madrasah lho…) yang ada di sekitar masjid, ini nih otomatis gak terlepas dari Islam juga kan? Sedang kita masih malas-malas belajar Islam and males ngamalinya, apa gunanya kita berpayah-payah di sini? Emang waktu kita sekian tahun umur kita terbuang hanya digunakan ngisi waktu luang? Nggak kan?
Eh ingat juga, salah satu hadits Rasulullah: al-Ummu madrasatun. (ini nih kembali ke pengertian madrasah). Berarti ibu adalah tempat kita belajar yang pertama kali. Nah! Tempat belajar kita yang utama tuh ke Ibu, Ibu dan Ibu. Yang artinya di rumah adalah tempat belajar yang utama. Kalo ortu udah nyerahin amanahnya ke madrasah (eh SDIT-SMPIT ding!) brarti tugas dan kewajiban kita slama sini sama aja tugas dan kewajiban kita kepada ortu di rumah So jadikanlah di rumah tempat belajar yang utama dan baik, bukan malah nonton tv dan main ps aja, sedang di sekolah hanya untuk ngisi waktu luang. Hah??? (jsp)

Memilih Jurusan

Faiz, Farid, dan Faris, tiga orang bersahabat yang hampir dipastikan selalu bersama. Setelah lulus SMA mereka menghadapi problem masing-masing.
Faiz dituntut oleh bokapnya untuk kuliah di Fakultas Ekonomi, dengan harapan bisa ngembali’in investasi yang sudah ditanam bokapnya sebelum kuliah itu. Yang menurut Faiz, bokapnya emang matre amat. Belon juga masuk PTN dah disuruh ngegantiin segala investasi.
Lain Farid, ia dari keluarga pas-pasan. Ortunya mengandalkan dirinya untuk mendongkrak kehidupan dan martabat keluarganya. Makanya, jika Farid meraih gelar Insinyur Pertanian, itu kata ortunya, kalo sekarang kan gak ada, bakalan bisa jadi pagawai negeri atau menjabat kedudukan lumayan bila kerja di swasta.
Lain lagi bagi Faris, anaknya emang oke punya. Pinter, kaya, kece, aktif di ekskul and murah hati lagi. Ngajarin teman plus Inraktir mah, udah biasa. Jadi jangan heran kalo banyak cewek yang mendekati berusaha mengambil hatinya. Tapi inilah yang menjadi masalah baginya.
Sekarang mau apalagi mereka bertiga, kalau nggak minta pendapat kepada orang yang lebih tahu.
Akhirnya mereka mendatangi seorang ustadz untuk konsultasi atas problemnya masing-masing. Bukan kepada dukun atau tukang sulap. Eh lupa, Bimbingan Konseling. Tahukan, kalau konsultasi ke dukun... Ih, syereem!
Kalau ke Bimbingan Konseling, paling ujung-ujungnya, ”Kamu harus masuk jurusan favorit dengan gelar mentereng, kerja di perusahaan bonafit. Bisa beli rumah pribadi, mobil pribadi, dan dapat istri pribadi cuaaan...theeek sekallleee (eh, cantiknya pribadi juga lho. Karena cantik miliknya dia sendiri dan suaminya, tidak harus dibuka dan dipamerin ke orang lain khan?)”
Kenapa memilih ustadz? Lantaran mereka sering dengar ceramah ustadz tersebut dan terkesan mandalam dengan kandungan ceramahnya. Pas lah sudah kalu ketiganya konsultasi ke ustadz.
Kata Ustadz, ”Kalian sudah saya anggap dewasa. Sudah mampu diajak berfikir lebih jauh bagaimana menuntut ilmu dan apa arti ilmu itu sendiri. Kita yang dilahirkan tidak memiliki pengetahuan sesuatu pun. Allah SWT lah yang memberikan dan mengajarkan ilmu itu kepada kita melalui pendengaran, penglihatan, dan hati. Ingat firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 78, yang berbunyi:
”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun. Dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.”
Untuk itu, kalau kalian menuntut ilmu berarti menuntut ilmu Allah. Jadi ilmu yang diberikan Allah kepada kalian, untuk ditujukan kepada Allah, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Karenanya nanti diminta pertanggungjawaban atas ilmu kalian.”
”Ustadz, terus bagaimana dengan ilmu yang kami tuntut selama ini. Kan tidak ada kaitanya dengan ibadah?” tanya Faiz penasaran.
”Sifat ilmu kan bermacam-macam. Ada ilmu yang harus dipelajari. Hukumnya Fardhu A’in. Setiap muslim dan muslimah harus dan wajib menuntutnya, yaitu ilmu tentang aqidah, syari’ah dan ibadah, dan ilmu-ilmu yang menjadi syarat untuk dapat mempelajari ketiga ilmu tersebut. Ingat, jika suatu kewajiban tidak sempurna karena sesuatu, maka sesuatu itu hukumnya wajib pula. Seperti Bahasa Arab, fiqh, tafsir, ilmu kalam, dll.
Selain itu, ada ilmu yang hukum menuntutnya menjadi Fadhu Kifayah. Yaitu ilmu yang diharuskan dari sekelompok masyarakat muslim untuk mengutus satu atau beberapa orang untuk menuntutnya, terutama bagi pemimpinnya. Jika sudah ada yang menuntut ilmu tersebut, tidak diharuskan bagi yang lain. Namun bila tidak ada, berdosalah seluruh kelompok masyarakat muslim tersebut. Ilmu-ilmu yang termasuk fardhu kifayah ini merupakan ilmu yang dibutuhkan masyarakat zaman sekarang ini, baik ilmu hukum dan pendalaman ilmu alam, seperti: kedokteran, matematika, kimia, teknik, ekonomi, dan lainnya.
Oleh Al-Ghazali ilmu kemasyarakatan ini dibagi menjadi dua, yaitu ilmu syari’at: ilmu yang didapatkan dari para nabi, dan ilmu non syari’at. Nah ilmu non syari’at ini dibagi menjadi ilmu Mahmud (baik), Madzmum (tercela) dan Mubah (netral/boleh).
Bukankah dengan ilmu kita beribadah dan jika tidak punya ilmunya janganlah kita lakukan perbuatan itu. Dan jangan lupa bahwa semua perbuatan kita seharusnya ditujukan untuk beribadah kepada Allah SWT. Bukankan setiap perbuatan baik yang dimulai dengan Bismillah akan dinilai ibadah oleh Allah SWT?” jawab ustadz panjang lebar.
”Terus apa hubungannya dengan ilmu yang kami dapatkan di sekolahan selama ini?” tanya Farid menimpali.
”Ilmu Mahmud in iterbagi menjadi ilmu yang hukumnya Fardhu Kifayah dan ilmu yang hanya merupakan suatu keutamaan (fadhillah). Di sinilah kedudukan ilmu yang kalian tuntut di sekolahan atau di perguruan tinggi nanti.
Belajar ilmu politik, ekonomi, hukum, kedokteran, pendidikan, pertanian itu pada ilmu Fardhu Kifayah. Kalau mempelajarinya lebih dalam lagi kalian mendapatkan keutamaan (fadhillah) dari ilmu tersebut”, jawab Ustadz.
”Kalau demikian ilmu apa yang cocok bagi kami Ustadz?” tanya Faris tidak sabaran.
”Saya kira kalian lebih tahu kemampuan diri kalian sendiri, yang cocok dimana. Saya hanya mendudukan ilmu tersebut pada tempatnya. Dengan melihat kecenderungan masing-masing dan latihan-latihan yang kalian lakukan. Kemudian mempertimbangkan kepentingan keluarga dan masyarakat kalian sehingga kalian dapat memilih juurusan yang paling baik bagi masing-masing. Dan perlu diingat karena ilmu yang kalian tuntut di perguruan tinggi nanti adalah ilmu Fadhu Kifayah, maka ilmu Fardhu ’Ain tidak boleh dilupkan”, kata ustadz tandas.
Sampai hari ketiga menjelang ujian masuk perguruan tinggi, ketiganya masih bingung menentukan jurusan. Tanya sana, tanya sisni sampai muyaaak. Eh, ternyata tidak puas juga. Keputusan mereka, mendatangi ustadz itu lagi. Lama sekali menunggu kedatangan ustadz karena bepergian ke luar kota.
Gelisah, bingung... Akhirnya sang ustadz datang juga. Kemudian langsung mengemukakan kesulitannya. Jawab ustadz singkat, ”Tolong pikirkan dengan hadits Rasulullah ini, Insya Allah kalian dapat memilihnya dengan tepat.
”Barang siapa menghendaki kebahagiaan dunia maka hendaklah dengan ilmu. Barang siapa menghendaki kebahagiaan akhirat hendaklah dengan ilmu. Dan barang siapa menghendaki kebahagiaan dunia dan akhirat maka hendaklah dengan ilmu”. Demikian jawaban ustadz tanpa basa-basi lagi.
Pengumuman ujian masuk perguruan tinggi telah selesai. Alhamdulillah berkat usaha keras dan do’a, mereka semua diterima di perguruan tinggi negeri (jieee....). Hari pertama masuk kuliah, Faiz, Farid dan Faris berjalan mantap siap menghadapi tantangan masa depan. Mereka tetap mempertimbangkan keinginan orang tua masing-masing. Faiz diterima di Fakultas Ekonomi, Farid di Fakultas Pertanian dan Faris di Fakultas Keguruan.
Apa jawab mereka kalau ditanya, mengapa masuk fakultas itu? Karena ketiga profesi dari fakultas itu telah diterapkan oleh sang ustadz dengan baik. Beliau seorang petani yang menjual hasil pertaniannya di pasar sendiri. Selain tetap mengajarkan ilmu-ilmu agamanya kepada masyarakat. Aneh!
Ketiganya pun bertekad tetap mempelajari ilmu Fardhu ’Ain yaitu Al-Islam lebih dalam lagi dengan memasuki kerohanian Islam di kampus, selain tetap aktif di IRMA masjid dekat rumahnya. (jsp, smd, jun95)

Menyambut Liburan Panjang

Rasanya memang asyik menyambut liburan panjang. Apalagi menikmatinya. Sedaaap… kaya es krim. Bubuhan gaul bisa pusing tujuh keliling untuk menghabiskan waktu liburan ini. Sebulan men! Untuk apa ya? Kita kan biasanya sekolah. Paling-paling libur hanya sehari. Itu cukup untuk bayar utang begadang semalaman. Lha ini sebulan!

Mau guring (or ngorok) terus, paling bertahan sepekan. Berikutnya udah bosen. Jalan-jalan sepekan, berikutnya.... keliling. Ke rumah nenek, ke rumah kakek, ke rumah tante, ke rumah om, ke rumah teman, ke rumah sodara-sodara... ke rumah cucu kali ya. Itu pun hanya sepekan. Dua pekan lagi ngapain? Bisa mati berdiri nih.

Mo cari kerjaan gak punya koneksi, mo cari proyek biasanya tiga bulan sekali, mo ngrusakin motor udah ada layanan service n asuransi. Ahhh terserahlah mo ngapain kek yang penting isi waktu biar libur nggak ngluyur n jadi ngawur.

Nih dia napa bingung? Banyak orang yang kekurangan waktu, Gue kok kehabisan waktu untuk ngapain. Bisa ditendang sama yang buat waktu. kapok.

Kalo mau yang santai, jalan-jalan, atau malas-malasan di rumah untuk menghabiskan waktu liburan. Bagi bubuhan gaul yang serius, bisa bantu ortu, kerja sampingan, bahkan ada yang belajar lebih giat untuk memperdalam pengetahuan spesialisasi. Ada juga yang buat acara khusus liburan, seperti: camping, study tour, magang, ikut pelatihan or kursus, and etc...etc. Kebanyakan bubuhan gaul yang serius ini nih, jadi orang-orang yang sukses liburannya. Napa? Because udah siap-siap liburan sebelum waktu libur. (Lho bukannya liburan itu maunya nyantai, kok malah disiapin?) Bukan hanya seneng libur tapi.... gedubrrrraaak waktu libur datang aku ngapain gih? Jadilah pengangguran beneran selama sebulan.

Biar liburan kita ada asilnya ikuti beberapa hal berikut ini:

1. Coba instrospeksi diri, apa sih kekuranganmu selama ini? Dalam bidang apa yang sekiranya masih kedodoran. Example: pelajaran, skill (keterampilan---tahu?), keuangan, pengalaman, bahasa, etc n etc. Kalo kamu gak tahu kekurangan dirimu, beh! kamu jadi orang hebat karena kamu jadi orang super ... jeblok. Ngaca dong.
2. Cari info gimana meng-up grade kekuranganmu itu. Kepada siapa, di mana, dst. Tanya ke teman, kerabat, handai tolan., koran, majalah, internet, apa aja. Jieeh.
3. Tetapkan prioritas sesuai minatmu untuk mengisi liburan. Biasanya di luaran banyak sekali paket liburan yang ditawarkan. Kalo gak diprioritaskan kalian bisa ngaco asal ikut paketnya, gak sesuai target hasilnya.
4. Ngiter-ngiter cari tempat yang pas sesuai minat dan keinginanmu tentang apa yang pengen di-up grade.
5. Jangan lupa sesuaikan dengan persiapan anggaran belanjamu. Nah bagi yang pengen kerja, khan perlu modal untuk transport n konsumsi. Kecuali bisa kerja di tempat nyokap, sodara ato hubungan nepotisme yang lain. Modal ditanggung, man! Alias gratiss!
6. Cari info juga tentang isi paket liburan itu, bagaimana seluk-beluknya, apa yang perlu disiapin, kapan waktu mulai n berakhir, yang utama cocok gak dengan tujuan kamu. Nah urutan no. 1 – 6 ini kalo bisa sebelum waktu liburan datang sudah dapat. Jadi pas liburan tinggal ikuti urutan berikutnya.
7. Kalo sudah siap, daftarin diri, persiapkan segala amunisi, Hurrah, liburan datang! Syukur-syukur urutan ini juga sudah siap saat menjelang libur. Jadiii...

Tinggal berangkat dengan tenang ke alam liburan yang telah dipersiapkan. Selamat! Bubuhan gaul gak perlu lagi diucapin: Turut Berduka Cita Atas Datangnya Liburan Tahun Ini, karena kamu tidak mempersiapkan diri!







casino online - online casino guide to popular online casinos