Spiga

Mengapa Israel Menjadikan Anak-Anak Gaza Sebagai Korbannya?

Serangan Israel dari akhir 2008 hingga awal 2009 ini di Gaza, menyisakan banyak kepedihan di hati ummat Islam. Hampir seluruh negeri muslim bangkit untuk mengutuk dan memberikan dukungan kepada perjuangan rakyat Palestina. Dari mengumpulkan bantuan hingga upaya-upaya diplomasi yang akhirnya juga mengirimkan bantuan medis.

Ada hal yang perlu dicermati, dari sekian puluh ribu rakyat Palestina yang menjadi korban kebiadaban tentara Israel, ternyata dua per tiga diantaranya adalah anak-anak. Hingga saat ini sekitar 15.000 anak Palestina menjadi korban serangan Israel ini. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa Israel menjadikan anak-anak Gaza sebagai korban kebiadabannya?

Ada banyak alasan yang melatar belakangi, sehingga anak-anak Palestina menjadi korban setiap serangan yang diluncurkan oleh Israel kepada Palestina. Pertama, dalam melancarkan serangannya Israel menerapkan strategi perang kota, yaitu dengan membumi hanguskan setiap bangunan atau wilayah yang dicurigai tempat berkumpulnya aktivis pejuang Palestina. Sehingga Israel tidak memperhitungkan jumlah korban akibat perang. Bahkan hal ini disengaja, untuk menerapkan pembersihan wilayah dan pengusiran kepada penghuninya. Sedangkan pejuang Palestina menerapkan strategi perang gerilya, untuk memperkecil jatuhnya korban di pihak pejuang muslim. Hal ini membuat tentara Israel membabi buta menyerang siapa saja yang dihadapi.

Kedua, dalam setiap demonstrasi atau gerakan intifadah, yang menjadi pelaku terbesar adalah anak-anak. Anak-anak inilah yang mewarisi perjuangan Palestina. Israel sengaja membunuh perlawanan Palestina dengan menumpas setiap semangat yang tumbuh, termasuk perlawanan dari anak-anak sekalipun. Ingat peristiwa Al-Durra yang menjadi kekejaman tentara Israel beberapa tahun silam. Inilah yang membuat tentara Israel banyak yang stress menghadapi perlawanan anak-anak.

Ketiga, Israel meyakini akan kitab sucinya, sebagaimana sejarah masa lampau yang mampu mengalahkan raja Jalut yang perkasa dan mempunyai kekuatan yang besar, ternyata hanya dikalahkan oleh seorang anak kecil, Daud dengan senjata ketapel dan batu. Kenyataan sekarang, anak-anak Palestina melawan Israel dengn hanyabersenjatakan batu.

Namun demikian tidak menyurutkan semangat kaum muslimin dan keberkahan tanah suci Al-Quds, ternyata dari 15.000 anak Palestina yang menjadi korban kebiadaban Israel ini, ternyata pada saati ini lebih dari 5.000 anak baru terlahir dari rahim ibu-ibu Palestina yang siap melanjutkan estafeta perjuangan intifadhah selanjutnya. Allahu Akbar!!!

AL-KHANSA: PENYAIR ULUNG DAN PEJUANG MUSLIMAH

“Wafa, kamu ngapain kok bicara sendiri. Komat-kamit gak jelas gitu?”, Tanya kak Shafa.
“Kak Shafa ini lho tega, orang sedang menghafalkan puisi kok dibilang bicara sendiri. Memang saya orang gak waras kok bicara sendiri”, jawab Wafa.

“Memang Wafa mau ikut lomba puisi apa?”, Tanya kak Shafa balik.
“Iya kak. Wafa mau ikut lomba puisi memperingati Maulid Nabi besok. Oh ya kak, memang pada zaman Nabi apa sudah ada puisi kak, kok sekarang memperingati Maulid Nabi dengan membaca puisi segala?”, Tanya Wafa ke kak Shafa.

“Ya ada. Zaman itu puisi di sebut juga syair. Bahkan syair memegang peranan penting dalam setiap kegiatan ummat. Syair digunakan untuk mengungkapkan perasaan seseorang, menceritakan keadaan seseorang atau suatu kaum, juga untuk mengabadikan suatu peristiwa yang perlu dikenang oleh manusia lain di masa yang akan datang. Syair juga digunakan untuk mengirimkan kabar kepada seseorang atau kaum tertentu. Selain itu, syair juga digunakan untuk mengenang masa sedih atau gembira di masa lalu dan mengobarkan semangat perjuangan di medan pertempuran.”, jelas kak Shafa panjang lebar.

“Kalau begitu ada dong kak, tokoh penyair pada zaman itu?”, Tanya Wafa ingin tahu.
“Ya jelas ada. Penyair yang terkenal diantaranya Hassan bin Tsabit (Lihat di postingan Setegar Shafiyyah) Salah satu penyair wanita zaman itu adalah Al-Khansa’. Al-Khansa’ ini nama panggilan yang artinya sapi betina liar”, jawab Kak Shafa.

“Ceritakan dong Kak, tentang Al-Khansa. Wafa ingin tahu nih”, Tanya Wafa merajuk.
“Iya. Iya. Mau tahu nama aslinya? Nih, nama asli Al-Khansa’ adalah Tamadhar binti ‘Amr bin Syuraid bin ‘Ushayyah as Sulamiyah. Dia adalah sahabiah mulia di hadapan Rasulullah SAW dan penyair yang sangat terkenal. Al-Khansa’ adalah wanita bijaksana dan cerdas. Semua orang mengetahui kedudukan dan keahliannya yang luar biasa dalam bersyair. Tidak ada penyair wanita yang mampu menandingi dalam melantunkan bait syair, baik masa sebelum atau sesudahnya sebagaimana disepakati para ulama”, jelas Kak Shafa.

“Berarti Al-Khansa’ pelantun dan pencipta syair dong Kak?’, Tanya Wafa lagi.
“Ya jelas. Al-Khansa’ melontarkan ratsa’ (syair sedih) tentang saudara laki-lakinya. Syair itu disebutnya Syahrah (Batu Karang). Di masa jahiliyah Al-Khansa’ terus-menrus bersedih dan berkeluh kesah meratapi perjalanan hidupnya yang sebatang kara karena ditinggal mati oleh saudara kandungnya, Shakhr. Kesedihannya itu sampai-sampai hampir merenggut nyawanya. Seandainya Islam tidak datang menyentuh kalbunya dan menyadarkan kesedihannya yang berlebihan itu.

Takdir Allah SWT menghendaki awan iman berarak di atas Al-Khansa’, lalu menumpahkan hujan keimanan di dalam dadanya. Hingga iman menyentuh lubuk hatinya yang paling dalam dan memberi denyut kehidupan hakiki kepadanya. Al-Khansa’ ikut dalam rombongan kabilahnya, Bani Sulaiman, untuk menemui Rasulullah SAW dan menyatakan keislamannya.
Namun rasa sedihnya tetap ada, Al-Khansa sedih dan menangisi perjalanan hidupnya yang pernah dilalui yang jauh dari cahaya iman dan merasa tertinggal begitu jauh dari sekian banyak kebajikan. Untuk itu Al-Khansa’ bertekad untuk mengejar ketertinggalannya dan rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya demi membela agama yang agung ini. Akhirnya sifat Al-Khansa’ tumbuh menjadi kepribadian yang sangat kuat, berakhlak mulia, pandanganya tajam, sabar dan pemberani. Itulah titik balik kisah hidup Al-Khansa’ selanjutnya. Bahkan setelah itu Al-Khansa’ rela mempersembahkan empat orang putra kandungnya sendiri untuk meraih syahid dalam perang Qadisiyyah”, terang Kak Shafa.
“Subhanallah … Allahu Akbar… Bagaimana kisah selanjutnya Kak? Penasaran nih”, pinta Wafa lagi.

“Wah, Wafa gak sabar ya? Nah, pada saat perang Qadisiyyah diumumkan. Empat orang putra kandung Al-Khansa diutus semuanya untuk ikut berangkat membawa panji-panji Islam bersama Rasulullah. Sehari sebelum keberangkatan, keempat putranya dikumpulkan.
Al-Khansa memberikan wasiatnya: “Wahai putra-putraku, kalian semua memluk Islam dengan suka rela dan berhijrah dengan senang hati. Demi Allah yang tidak ada tuhan selain Dia, sesungguhnya kalian adalah keturunan dari satu ayah dan satu ibu. Aku tidak pernah merendahkan kehormatan dan merubah garis keturunan kalian. Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan akhirat jauh lebih baik daripada kehidupan dunia yang fana ini.

Putra-putraku, sabarlah, tabahlah, bertahanlah, dan bertawakallah kepada Allah. Semoga kalian menjadi orang-orang yang beruntung. Jika kalian melihat gendering perang telah ditabuh dan api telah berkobar, maka terjunlah ke medan laga dan serbulah pusat kekuatan musuh, pasti kalian akan meraih kemenangan dan kemuliaan, di dalam kehidupan abadi dan kekal selama-lamanya”.

Demikianlah wasiat Al-Khansa’. Keesokan harinya, mereka terjun ke medan laga dengan gagah berani. Jika ada seorang diantara mereka yang semangatnya mulai surut, maka saudaranya langsung mengingatkannya dengan nasihat ibunya. Sambil mengumandangkan syair-syair ibunya sebagai penyemangat. Dengan begitu semangat terus berkobar kembali dan menyerbu musuh seperti singa mengamuk. Serangan-serangannya seperti siap melumat musuh-musuhNya. Mereka tetap berjuang dengan penuh semangat, hingga satu per satu berguguran menjadi syuhada. Sampai di akhir peperangan ummat Islam meraih kemenangan gemilang.
Saat sang Bunda, Al-Khansa’, mendengar berita kesyahidan keempat putranya, kali ini ia tidak menanpar pipi sendiri dan merobek pakaiannya sebagaimana mendengar kematian kakaknya. Melainkan menerima berita dengan penuh kesabaran dan keimanan, seperti kesabaran yang pantas dimiliki oleh orang-orang yang beriman. Al-Khansa’ berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah memberiku kemuliaan dengan kesyahidan mereka. Aku berharap, Allah akan mengumpulkanku dengan mereka di tempat limpahan kasih sayangNya kelak”.

Itulah yang dialami Al-Khansa’. Al-Khansa’ wafat tahun 24 Hijriyah di masa kekhalifahan Utsman bin Affan, setelah merelakan empat putranya untuk meraih ridha Allah SWT. Bahkan seandainya Al-Khansa memiliki putra lagi, maka ia akan mempersembahkan untuk syahid di jalanNya. Al-Khansa’ begitu tulus dan tabah dengan pengorbanan besarnya itu demi meraih anugerah menjadi penghuni surga.

Karenanya Rasulullah pernah bersabda: “Siapa yang merelakan orang tiga putra kandungnya (meninggal dunia), maka dia masuk surga Seorang wanita bertanya, “Bagaimana jika hanya dua putra?” Rasulullah SAW menjawab, “Begitu juga dua putra”. (HR……)
Al-Khansa’ tidak hanya merelakan dua putra atau tuiga putra, melainkan empat putra sekaligus. Maka berbahagialah Al-Khansa' dengan pengorbananyya itu.” Jelas Kak Shafa selajutnya.
“Maha suci Allah dengan segala ciptaanya. Begitu agung kisah pengorbanan Al-Khansa’. Tapi saya masih penasaran, apa Rasulullah pernah dengar syairnya Al-Khansa’ ya Kak? Tanya Wafa sekali lagi.

“Jelas, sebagaimana ditulis oleh Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam kitabnya Al-Ishabah fi Tamyiz al-Shahabah, Nabi SAW pernah mendengarkan syair Al-Khansa’ dan mengaguminya, bahkan meminta tambah syair kepada Al-Khansa’. Makanya wajar jika syair-syair Al-Khansa’ dijadikan penyemangat dalam peperangan. Begitulah kepahlawanan Al-Khansa’ dan kepiawaiannya bersyair”, terang kak Shafa mengakhiri pembicaraan.
“Kalau gitu saya belajar sungguh-sunguh biar seperti Al-Khansa’”, kata Wafa semangat.








casino online - online casino guide to popular online casinos

Istiqamah: Langkah Sukses Hasil Pendidikan

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami adalah Allah.”
Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Jangan kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat. Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh pula di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan bagimu dari Yang Maha Pengampun dan lagi Maha penyayang.”
(QS. Fushilat : 30-32)

Makna
Maksudnya adalah mereka berkata bahwa Allah adalah Rabb dan sembahan kami. Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Dia. Mereka mengatakan hal itu dengan terang-terangan dan didasari dengan keimanan.
Selain itu mereka tetap kokoh tegar dan istiqamah di atas apa yang diucapkan. Mereka tidak mengganti, merubah dan meninggalkan penghambaan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka melakukan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Demikian Syaikh Abu Bakr Al Jazairi menerangkan dalam Aisarut Tafasir 4/575.

Tafsir
Imam Al Qurthubi setelah menyebutkan beberapa penafsiran di yang ada kemudian mengatakan:
Pendapat-pendapat ini antara satu dengan yang lainnya saling melengkapi tetapi intinya adalah mereka konsekuen di atas ketaatan kepada Allah, baik dalam segi aqidah, ucapan maupun perbuatan mereka. Mereka istiqamah di atas semua itu.

Ayat Penjelas
“Oleh itu, hendaklah engkau (wahai Muhammad) sentiasa tetap teguh di atas jalan yang betul sebagaimana yang diperintahkan kepadamu…” (Hud: 112)
Sabda Rasulullah s.a.w:
“Berteguh-hatilah kamu (istiqamahlah) kamu meskipun tidak akan mampu melakukan sepenuhnya. Ketahuilah bahwa bahagian terbaik dari agamamu adalah sembahyang, dan tiada seseorang yang memelihara wudhu’, kecuali orang yang beriman.” (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al-Hakim dan Al-Baihaqi)

Tingkatan Istiqamah
Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq menjelaskan:
“Ada tiga tingkatan dalam istiqamah:
 Menegakkan sesuatu (taqwin) - berhubungan dengan disiplin jiwa.
 Meluruskan sesuatu (iqamah) - berhubungan dengan penyempurnaan hati
 Berlaku teguh (istiqamah) - berhubungan dengan amalan untuk mendekatkan diri, menggantungkan diri kepada Allah

Akan Selalu Didampingi Malaikat
 Seseorang yang istiqamah (teguh pendirian dan tetap melakukan kebaikan) selalunya akan didatangi oleh para malaikat, sebagaimana firman Allah Ta’ala, yang bermaksud: “…akan turun kepadanya (orang yang istiqamah) para malaikat…”
 Seseorang yang apabila didatangi malaikat ia bermakna satu kemuliaan dan keuntungan yang amat besar, sebaliknya manusia yang didatangi oleh syaitan, ia bermakna kehinaan dan bencana yang amat besar.
 Apabila malaikat datang, maka yang didatangi akan mendapat keuntungan. Ini disebabkan malaikat itu lambang rahmat, sebaliknya syaitan itu adalah lambang laknat.
Ada beberapa kebaikan yang dibawa oleh malaikat:
 Mereka merasa senang, gembira dan tidak ada rasa khuatir.
 Akan merasa khawatir.
 Akan selalu berbuat kebaikan dan tidak mengikut hawa nafsu.
 Orang yang selalu didatangi malaikat wajahnya akan berseri-seri, dan juga tidak mudah marah dan tersinggung.
 Orang yang didatangi malaikat akan berlapang dada

Tidak Ada Rasa Takut
 Seseorang yang istiqamah, tidak pernah merasa takut, sebagaimana ayat al-Quran: “…janganlah kamu bimbang (dari berlakunya kejadian yang tidak baik terhadap kamu)…” (Al-Fussilat: 30)
 Apabila seseorang tidak pernah ada rasa takut, mempunyai keteguhan hati, kuat keyakinannya, kukuh pendiriannya dan besar harapannya kepada Allah.
 Pakar motivasi mengatakan: “Akar dari segala bentuk ketakutan adalah ketidak-percayaan. Orang yang merasa asing terhadap hidupnya dan tidak kenal Tuhan serta tidak kenal diri sendiri adalah orang yang ketakutan.”
 Untuk menjadi orang yang bebas dari ketakutan, kita harus bergantung kepada Maha Pencipta dan Maha Pemberi segala sesuatu. Kita harus memiliki kepercayaan dan mengenal Dia (Allah). Perasaan terpisah dengan sumber segala sesuatu, seperti anak kecil yang merasa terpisah dengan orang tuanya, akan menimbulkan ketakutan dan kebimbangan.

Tidak Ada Rasa Sedih
 Orang yang istiqamah tidak mempunyai rasa sedih, sebaliknya mereka sentiasa gembira dan ceria, sebagaimana telah diterangkan di atas.
 Ini disebabkan orang-orang yang sedih itu merasa kehilangan sesuatu, atau tidak tercapainya sesuatu (gagal). Sedangkan orang yang istiqamah itu telah tertumpu semua pergantungannya itu kepada Allah, mulai dengan hartanya, anaknya dan bahkan dirinya telah diserahkan sepenuhnya kepada Allah, sebab orang yang istiqamah itu sadar bahwa semua itu milik Allah dan akan kembali kepada Allah.
 Apabila ada orang yang merasa sedih kerana kehilangan sesuatu, maka orang yang istiqamah tidak dapat bersedih, kerana ia merasa semua itu adalah memang milik Allah. Mereka merasa hanya sebagai penjaga barang titipan, maka apabila orang yang menitipkan itu mengambilnya semula, maka ia tidak merasa bersedih bahkan merasa tidak ada beban lagi. Itulah hikmah istiqamah.

Akan Mendapat Balasan Syurga
 Mereka yang istiqamah akan mendapat balasan syurga, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
 “…dan terimalah berita gembria bahwa kamu akan memperoleh syurga yang telah dijanjikan kepada kamu.” (Al-Fussilat: 30)
 Oleh demikian orang-orang yang beriman dan istiqamah ianya akan mendapat balasan yaitu syurga.

Akan Diberi Rezeki
 “(Nabi Muhammad diwahyukan menerangkan lagi): Dan sesungguhnya sekiranya mereka (manusia dan jin) itu berjalan lurus di atas jalan (Islam) itu, sudah tentu Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar. (Pemberian yang demikian) supaya Kami menguji mereka dalam menikmati apa yang Kami berikan itu (adakah mereka bersyukur dan istiqamah menurut Islam). (Ingatlah) siapa yang berpaling daripada mengingati Tuhannya (dengan berlaku ingkar, maka) Tuhan akan memasukkannya ke dalam azab yang amat berat.” (Al-Jinn: 16-17)
 Imam Al-Qusyairi Al-Nisabury memberi komentar: “Allah swt tidak berfirman: “Kami akan membiarkan mereka minum”; melainkan “Kami akan memberi mereka minum dengan melimpah ruah.”
 Memang di dalam ayat tersebut air yang melimpah, tetapi yang dimaksudkan adalah rezeki yang melimpah, sebab air adalah barang yang sangat diperlukan ketika itu. Oleh yang demikian Allah hanya menyebut air, akan tetapi yang dimaksudkan adalah rezeki yang banyak. Sebab air adalah lambang rezeki.

Meningkatkan Sikap Istiqamah:
Ilmu Yang Mantap
Melalui ilmu akan menumbuhkan keyakinan dan keimanan yang kukuh. Oleh itu, ilmu pengetahuan adalah perkara yang mesti dipelajari terlebih dahulu sebelum ibadah dapat dilakukan dengan sempurna. Ini kerana tidak
mungkin seseorang itu tertumpu kepada sesuatu yang tidak ia ketahui hakikatnya.
"Dan juga supaya orang-orang yang beroleh ilmu mengetahui bahawa ayat-ayat keterangan itu benar dari Tuhanmu, lalu mereka beriman kepada-Nya, sehingga tunduk taatlah hati mereka mematuhi-Nya; dan sesungguhnya Allah sentiasa memimpin orang-orang yang beriman ke jalan yang lurus.“
(Surah Al Hajj ayat 54).

 Kekuatan ilmu adalah perkara utama dalam menjana rasa istiqamah. Melalui ilmu akan menumbuhkan keyakinan dan keimanan yang kukuh. Oleh itu, ilmu pengetahuan adalah perkara yang mesti dipelajari terlebih dahulu sebelum ibadah dapat dilakukan dengan sempurna. Ini kerana tidak mungkin seseorang itu tertumpu kepada sesuatu yang tidak ia ketahui hakikatnya.
 "Dan juga supaya orang-orang yang beroleh ilmu mengetahui bahawa ayat-ayat keterangan itu benar dari Tuhanmu, lalu mereka beriman kepada-Nya, sehingga tunduk taatlah hati mereka mematuhi-Nya; dan sesungguhnya Allah sentiasa memimpin orang-orang yang beriman ke jalan yang lurus.“
 (Surah Al Hajj ayat 54).

Bersahabat dengan Orang Yang Istiqamah
Sahabat adalah cermin bagi seseorang sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dalam hadis Baginda yang bermaksud:
"Orang mukmin laksana cermin bagi mukmin yang lain (untuk membetulkan diri)." (Hadis riwayat Al-Imam Abu Daud).
Orang-orang yang berjiwa istiqamah akan sentiasa berbuat kebajikan, nasihat-menasihati dan tidak mudah berputus asa dan sabar dalam melaksanakan ibadah. Justeru itu, kita perlu berhati-hati memilih sahabat, kerana implikasi bersahabat amat besar dalam mempengaruhi mentaliti dan moral kita.

Menghayati Shirah Orang Yang Istiqamah
Shirah dan sejarah hidup orang-orang yang beristiqamah wajar dibaca dan dihidupkan di dalam diri kita. Dengan cara ini, pengaruh positif mereka bakal meninggalkan kesan yang baik kepada seseorang untuk menimbulkan keazamannya dalam meneladani kehidupan mereka. Sikap istiqamah mereka
terpancar dari sudut keilmuan seperti kegigihan dalam menuntut serta menyampaikan ilmu dan menulis karya-karya ilmiah yang agung.

Mujahadah Melawan Nafsu
Antara faktor yang dapat membantu kita untuk mencapai sikap istiqamah ialah mujahadah iaitu mengarahkan hati untuk berjuang melawan runtunan nafsu yang merangsang ke arah kejahatan. Di samping itu, keinginan nafsu serta kehendak-kehendak duniawi wajarlah dibimbing sehingga ia mejurus ke arah kebaikan dan keikhlasan, kerana Allah Subhanahu Wata''ala semata-mata.
Memang tidak dapat dinafikan mujahadah melawan hawa nafsu itu tidak mudah, ia adalah suatu yang mencabar dan perlu ditempuhi bagi mereka inginkan jalan akhirat. Segala kesulitan dalam bermujahadah melawan hawa nafsu adalah ujian yang perlu ditangani dengan bersungguh-sungguh dan sabar serta tawakal kepada Allah Subhanahu Wata''ala.

Do’a Memohon Pertolongan Allah
Berdoa memohon pertolongan AllahSubhanahu Wataala dalam apa juga urusan hidup, sama ada di saat senang maupun di waktu ditimpa kesusahan. Doa adalah senjata bagi orang mukmin dan dalam hal ini ulama hadits, Al-Imam As-Syaukani menyatakan bahwa doa merupakan derajat ibadah paling tinggi dan mulia. Justeru itu, umat Islam perlu menggunakan senjata rohaniah ini untuk memohon hidayah Allah supaya
segala tuntutan dapat direalisasikan secara istiqamah dan dengan penuh rasa keikhlasan.

Faktor Yang Menghalangi Istiqamah
 Maksiat
 Sirik
 Nifak
 Bid’ah (dalam Ibadah)

Cara Mengatasi Halangan dari Sikap Istiqamah
1. Ubah sikap
2. Disiplinkan diri
3. Bina keyakinan

Halangan diri sendiri seperti malas, takut, gagal, rendah semangat, malu, tahap pencapaian rendah.
1. Kuatkan azzam
2. Berusaha dengan tetap dan bersungguh- sungguh.
3. Tidak patah semangat.
4. Tidak kecewa dan putus asa.
5. Tabah dan sabar menghadapi cobaan dan ujian.
6. Sentiasa berfikir.
7. Banyak berzikir dan berdoa kepada Allah Taala.
8. Bertawakal dan bersyukur

Halangan orang lain seperti gangguan, pengaruh, menolak peluang dan tidak mau berkerjasama. 1. Perbaiki cara berkomunikasi.
2. Tegas.
3. Bina harga diri
4. Tunjuk kesungguhan.
5. Buktikan kemampuan diri.

Halangan suasana yang tidak kondusif atau tidak sesuai.
1. Jadualkan/rencanakan kegiatan mengikut keadaan.
2. Ambil peluang pada waktu yang yang cocok dan sesuai.
3. Cari suasana yang cocok di tempat lain.
4. Gunakan teknik yang sesuai.

Halangan keuangan atau kebendaan.
1. Anggarkan dan atur cara perbelanjaan.
2. Gunakan kaedah yang paling baik dan sesuai kemampuan.
3. Dapatkan bantuan dari orang atau pihak lain.

Langkah
 “Allah menyukai seseorang yang melakukan sesuatu yang meskipun sedikit, tapi dilakukan secara terus menerus (dawam)“.







casino online - online casino guide to popular online casinos

Belajar Tidak Mengenal Waktu

Belajar menjadi kewajiban setiap insan. Belajar tidak mengenal batasan umur, baik muda maupun tua. Bahkan belajar tidak mengenal waktu dan tempat, dimana pun dan kapan pun kita wajib untuk terus dan terus belajar. Apalagi sekarang ini belajar dengan dukungan teknologi, sangat memudahkan untuk belajar.

Jika di masa dahulu belajar secara klasikal, antara guru, murid dan media belajar harus bertemu di dalam satu ruangan dan waktu yang bersamaan. Tuntutan belajar secara klasikal mengharuskan untuk bertemunya ketiga unsur tersebut dalam satu waktu dan tempat tertentu. Ini akan menjadi batasan bagi orang yang sibuk maupun terpisahnya tempat.

Sekarang saat internet sudah menjadi kebiasaan masyarakat dan menjadi rujukan dalam pencarian segala informasi, maka keterbatasan waktu dan tempat bisa diatasi. Dimanapun dan kapanpun seseorang yang menuntut ilmu, baik pelajar atau mahasiswa, tidak punya alasan untuk tidak bisa mendapatkan materi pemelajaran maupun tugas dari guru atau dosen.

Contoh nyata, UCSB Class Note, hanya dengan mendaftarkan diri di Social Learning Network, siapapun mengakses informasi dari berbagai arsip karya ilmiah yang disediakan dan ditulis oleh akademisi ternama. Termasuk, bagi Anda yang bergerak di bidang ilmu manajemen dan lingkungan, ESM 206 Class Note merupakan tempat yang mengesankan untuk mempelajarinya.







casino online - online casino guide to popular online casinos