Spiga

Istiqamah: Langkah Sukses Hasil Pendidikan

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami adalah Allah.”
Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Jangan kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat. Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh pula di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan bagimu dari Yang Maha Pengampun dan lagi Maha penyayang.”
(QS. Fushilat : 30-32)

Makna
Maksudnya adalah mereka berkata bahwa Allah adalah Rabb dan sembahan kami. Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Dia. Mereka mengatakan hal itu dengan terang-terangan dan didasari dengan keimanan.
Selain itu mereka tetap kokoh tegar dan istiqamah di atas apa yang diucapkan. Mereka tidak mengganti, merubah dan meninggalkan penghambaan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka melakukan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Demikian Syaikh Abu Bakr Al Jazairi menerangkan dalam Aisarut Tafasir 4/575.

Tafsir
Imam Al Qurthubi setelah menyebutkan beberapa penafsiran di yang ada kemudian mengatakan:
Pendapat-pendapat ini antara satu dengan yang lainnya saling melengkapi tetapi intinya adalah mereka konsekuen di atas ketaatan kepada Allah, baik dalam segi aqidah, ucapan maupun perbuatan mereka. Mereka istiqamah di atas semua itu.

Ayat Penjelas
“Oleh itu, hendaklah engkau (wahai Muhammad) sentiasa tetap teguh di atas jalan yang betul sebagaimana yang diperintahkan kepadamu…” (Hud: 112)
Sabda Rasulullah s.a.w:
“Berteguh-hatilah kamu (istiqamahlah) kamu meskipun tidak akan mampu melakukan sepenuhnya. Ketahuilah bahwa bahagian terbaik dari agamamu adalah sembahyang, dan tiada seseorang yang memelihara wudhu’, kecuali orang yang beriman.” (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al-Hakim dan Al-Baihaqi)

Tingkatan Istiqamah
Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq menjelaskan:
“Ada tiga tingkatan dalam istiqamah:
 Menegakkan sesuatu (taqwin) - berhubungan dengan disiplin jiwa.
 Meluruskan sesuatu (iqamah) - berhubungan dengan penyempurnaan hati
 Berlaku teguh (istiqamah) - berhubungan dengan amalan untuk mendekatkan diri, menggantungkan diri kepada Allah

Akan Selalu Didampingi Malaikat
 Seseorang yang istiqamah (teguh pendirian dan tetap melakukan kebaikan) selalunya akan didatangi oleh para malaikat, sebagaimana firman Allah Ta’ala, yang bermaksud: “…akan turun kepadanya (orang yang istiqamah) para malaikat…”
 Seseorang yang apabila didatangi malaikat ia bermakna satu kemuliaan dan keuntungan yang amat besar, sebaliknya manusia yang didatangi oleh syaitan, ia bermakna kehinaan dan bencana yang amat besar.
 Apabila malaikat datang, maka yang didatangi akan mendapat keuntungan. Ini disebabkan malaikat itu lambang rahmat, sebaliknya syaitan itu adalah lambang laknat.
Ada beberapa kebaikan yang dibawa oleh malaikat:
 Mereka merasa senang, gembira dan tidak ada rasa khuatir.
 Akan merasa khawatir.
 Akan selalu berbuat kebaikan dan tidak mengikut hawa nafsu.
 Orang yang selalu didatangi malaikat wajahnya akan berseri-seri, dan juga tidak mudah marah dan tersinggung.
 Orang yang didatangi malaikat akan berlapang dada

Tidak Ada Rasa Takut
 Seseorang yang istiqamah, tidak pernah merasa takut, sebagaimana ayat al-Quran: “…janganlah kamu bimbang (dari berlakunya kejadian yang tidak baik terhadap kamu)…” (Al-Fussilat: 30)
 Apabila seseorang tidak pernah ada rasa takut, mempunyai keteguhan hati, kuat keyakinannya, kukuh pendiriannya dan besar harapannya kepada Allah.
 Pakar motivasi mengatakan: “Akar dari segala bentuk ketakutan adalah ketidak-percayaan. Orang yang merasa asing terhadap hidupnya dan tidak kenal Tuhan serta tidak kenal diri sendiri adalah orang yang ketakutan.”
 Untuk menjadi orang yang bebas dari ketakutan, kita harus bergantung kepada Maha Pencipta dan Maha Pemberi segala sesuatu. Kita harus memiliki kepercayaan dan mengenal Dia (Allah). Perasaan terpisah dengan sumber segala sesuatu, seperti anak kecil yang merasa terpisah dengan orang tuanya, akan menimbulkan ketakutan dan kebimbangan.

Tidak Ada Rasa Sedih
 Orang yang istiqamah tidak mempunyai rasa sedih, sebaliknya mereka sentiasa gembira dan ceria, sebagaimana telah diterangkan di atas.
 Ini disebabkan orang-orang yang sedih itu merasa kehilangan sesuatu, atau tidak tercapainya sesuatu (gagal). Sedangkan orang yang istiqamah itu telah tertumpu semua pergantungannya itu kepada Allah, mulai dengan hartanya, anaknya dan bahkan dirinya telah diserahkan sepenuhnya kepada Allah, sebab orang yang istiqamah itu sadar bahwa semua itu milik Allah dan akan kembali kepada Allah.
 Apabila ada orang yang merasa sedih kerana kehilangan sesuatu, maka orang yang istiqamah tidak dapat bersedih, kerana ia merasa semua itu adalah memang milik Allah. Mereka merasa hanya sebagai penjaga barang titipan, maka apabila orang yang menitipkan itu mengambilnya semula, maka ia tidak merasa bersedih bahkan merasa tidak ada beban lagi. Itulah hikmah istiqamah.

Akan Mendapat Balasan Syurga
 Mereka yang istiqamah akan mendapat balasan syurga, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
 “…dan terimalah berita gembria bahwa kamu akan memperoleh syurga yang telah dijanjikan kepada kamu.” (Al-Fussilat: 30)
 Oleh demikian orang-orang yang beriman dan istiqamah ianya akan mendapat balasan yaitu syurga.

Akan Diberi Rezeki
 “(Nabi Muhammad diwahyukan menerangkan lagi): Dan sesungguhnya sekiranya mereka (manusia dan jin) itu berjalan lurus di atas jalan (Islam) itu, sudah tentu Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar. (Pemberian yang demikian) supaya Kami menguji mereka dalam menikmati apa yang Kami berikan itu (adakah mereka bersyukur dan istiqamah menurut Islam). (Ingatlah) siapa yang berpaling daripada mengingati Tuhannya (dengan berlaku ingkar, maka) Tuhan akan memasukkannya ke dalam azab yang amat berat.” (Al-Jinn: 16-17)
 Imam Al-Qusyairi Al-Nisabury memberi komentar: “Allah swt tidak berfirman: “Kami akan membiarkan mereka minum”; melainkan “Kami akan memberi mereka minum dengan melimpah ruah.”
 Memang di dalam ayat tersebut air yang melimpah, tetapi yang dimaksudkan adalah rezeki yang melimpah, sebab air adalah barang yang sangat diperlukan ketika itu. Oleh yang demikian Allah hanya menyebut air, akan tetapi yang dimaksudkan adalah rezeki yang banyak. Sebab air adalah lambang rezeki.

Meningkatkan Sikap Istiqamah:
Ilmu Yang Mantap
Melalui ilmu akan menumbuhkan keyakinan dan keimanan yang kukuh. Oleh itu, ilmu pengetahuan adalah perkara yang mesti dipelajari terlebih dahulu sebelum ibadah dapat dilakukan dengan sempurna. Ini kerana tidak
mungkin seseorang itu tertumpu kepada sesuatu yang tidak ia ketahui hakikatnya.
"Dan juga supaya orang-orang yang beroleh ilmu mengetahui bahawa ayat-ayat keterangan itu benar dari Tuhanmu, lalu mereka beriman kepada-Nya, sehingga tunduk taatlah hati mereka mematuhi-Nya; dan sesungguhnya Allah sentiasa memimpin orang-orang yang beriman ke jalan yang lurus.“
(Surah Al Hajj ayat 54).

 Kekuatan ilmu adalah perkara utama dalam menjana rasa istiqamah. Melalui ilmu akan menumbuhkan keyakinan dan keimanan yang kukuh. Oleh itu, ilmu pengetahuan adalah perkara yang mesti dipelajari terlebih dahulu sebelum ibadah dapat dilakukan dengan sempurna. Ini kerana tidak mungkin seseorang itu tertumpu kepada sesuatu yang tidak ia ketahui hakikatnya.
 "Dan juga supaya orang-orang yang beroleh ilmu mengetahui bahawa ayat-ayat keterangan itu benar dari Tuhanmu, lalu mereka beriman kepada-Nya, sehingga tunduk taatlah hati mereka mematuhi-Nya; dan sesungguhnya Allah sentiasa memimpin orang-orang yang beriman ke jalan yang lurus.“
 (Surah Al Hajj ayat 54).

Bersahabat dengan Orang Yang Istiqamah
Sahabat adalah cermin bagi seseorang sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dalam hadis Baginda yang bermaksud:
"Orang mukmin laksana cermin bagi mukmin yang lain (untuk membetulkan diri)." (Hadis riwayat Al-Imam Abu Daud).
Orang-orang yang berjiwa istiqamah akan sentiasa berbuat kebajikan, nasihat-menasihati dan tidak mudah berputus asa dan sabar dalam melaksanakan ibadah. Justeru itu, kita perlu berhati-hati memilih sahabat, kerana implikasi bersahabat amat besar dalam mempengaruhi mentaliti dan moral kita.

Menghayati Shirah Orang Yang Istiqamah
Shirah dan sejarah hidup orang-orang yang beristiqamah wajar dibaca dan dihidupkan di dalam diri kita. Dengan cara ini, pengaruh positif mereka bakal meninggalkan kesan yang baik kepada seseorang untuk menimbulkan keazamannya dalam meneladani kehidupan mereka. Sikap istiqamah mereka
terpancar dari sudut keilmuan seperti kegigihan dalam menuntut serta menyampaikan ilmu dan menulis karya-karya ilmiah yang agung.

Mujahadah Melawan Nafsu
Antara faktor yang dapat membantu kita untuk mencapai sikap istiqamah ialah mujahadah iaitu mengarahkan hati untuk berjuang melawan runtunan nafsu yang merangsang ke arah kejahatan. Di samping itu, keinginan nafsu serta kehendak-kehendak duniawi wajarlah dibimbing sehingga ia mejurus ke arah kebaikan dan keikhlasan, kerana Allah Subhanahu Wata''ala semata-mata.
Memang tidak dapat dinafikan mujahadah melawan hawa nafsu itu tidak mudah, ia adalah suatu yang mencabar dan perlu ditempuhi bagi mereka inginkan jalan akhirat. Segala kesulitan dalam bermujahadah melawan hawa nafsu adalah ujian yang perlu ditangani dengan bersungguh-sungguh dan sabar serta tawakal kepada Allah Subhanahu Wata''ala.

Do’a Memohon Pertolongan Allah
Berdoa memohon pertolongan AllahSubhanahu Wataala dalam apa juga urusan hidup, sama ada di saat senang maupun di waktu ditimpa kesusahan. Doa adalah senjata bagi orang mukmin dan dalam hal ini ulama hadits, Al-Imam As-Syaukani menyatakan bahwa doa merupakan derajat ibadah paling tinggi dan mulia. Justeru itu, umat Islam perlu menggunakan senjata rohaniah ini untuk memohon hidayah Allah supaya
segala tuntutan dapat direalisasikan secara istiqamah dan dengan penuh rasa keikhlasan.

Faktor Yang Menghalangi Istiqamah
 Maksiat
 Sirik
 Nifak
 Bid’ah (dalam Ibadah)

Cara Mengatasi Halangan dari Sikap Istiqamah
1. Ubah sikap
2. Disiplinkan diri
3. Bina keyakinan

Halangan diri sendiri seperti malas, takut, gagal, rendah semangat, malu, tahap pencapaian rendah.
1. Kuatkan azzam
2. Berusaha dengan tetap dan bersungguh- sungguh.
3. Tidak patah semangat.
4. Tidak kecewa dan putus asa.
5. Tabah dan sabar menghadapi cobaan dan ujian.
6. Sentiasa berfikir.
7. Banyak berzikir dan berdoa kepada Allah Taala.
8. Bertawakal dan bersyukur

Halangan orang lain seperti gangguan, pengaruh, menolak peluang dan tidak mau berkerjasama. 1. Perbaiki cara berkomunikasi.
2. Tegas.
3. Bina harga diri
4. Tunjuk kesungguhan.
5. Buktikan kemampuan diri.

Halangan suasana yang tidak kondusif atau tidak sesuai.
1. Jadualkan/rencanakan kegiatan mengikut keadaan.
2. Ambil peluang pada waktu yang yang cocok dan sesuai.
3. Cari suasana yang cocok di tempat lain.
4. Gunakan teknik yang sesuai.

Halangan keuangan atau kebendaan.
1. Anggarkan dan atur cara perbelanjaan.
2. Gunakan kaedah yang paling baik dan sesuai kemampuan.
3. Dapatkan bantuan dari orang atau pihak lain.

Langkah
 “Allah menyukai seseorang yang melakukan sesuatu yang meskipun sedikit, tapi dilakukan secara terus menerus (dawam)“.







casino online - online casino guide to popular online casinos

2 comments:

Anonymous

March 6, 2009 at 6:07 PM

ikut baca2 mas ..

Unknown

March 18, 2009 at 11:51 PM

bagaimana kabar iman kita hari ini?