Spiga

Pendidikan Islam

Pendidikan dalam perspektif Islam bermakna (Ulwan):

Proses pengembangan, pembinaan, dan pengarahan segala potensi individu agar mampu mengemban amanah risalah Allah di muka bumi. Artinya, pendidikan berperan memanusiakan manusia, sesuai dengan fitrah yang telah digariskan Allah SWT.

Konotasi yang terkandung di dalamnya adalah memelihara. Artinya berperan menjaga anak didik dari segala bentuk gangguan dan penyimpangan dari fitrah itu sendiri.

Hakikat pendidikan Islam adalah:

1. Pendidikan didasarkan pada konsep penciptaan manusia yang memiliki fitrah hanifah.
2. Pendidikan bertujuan membantu pertumbuhan yang seimbang dari keseluruhan kepribadian.
3. Tujuan akhir pendidikan adalah merealisasikan kepasrahan yang total dan utuh kepada Allah SWT, baik pada tingkat individual, komunal maupun ummat.

Sasaran pendidikan dalam Islam adalah:

1. Menyadarkan manusia akan kedudukannya terhadap Allah SWT yang akan:
1. menumbuhkan motivasi dan membina diri (aktualisasi diri)
2. Menumbuhkan amanah dan bertanggung jawab (responsibility)
3. Memberi arah (orientasi)
2. Menyadarkan manusia secara individual pada posisi dan tugasnya di tengah makhluk lain ( sebagai khalifah), yang akan menumbuhkan sifat:
1. apresiatif
2. partisipatif
3. kontributif

Pendidikan seharusnya bertujuan mencapai pertumbuhan yang seimbang dalam kepribadian manusia secara total melalui latihan dan pengkondisian kegiatan kognitif, afektif dan psikomotorik. Karena itu pendidikan seharusnya memberikan jalan bagi pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya. Karena itu pendidikan Islam bertujuan:

1. Membentuk manusia beraqidah (tarbiyah ‘aqidiyah)
2. Membentuk manusia beraklak mulia (tarbiyah khuluqiyah)
3. Membentuk manusia berfikir (tarbiyah fikriyah)
4. Membentuk manusia sehat dan kuat (tarbiyah jismiyah)
5. Membentuk manusia kreatif, inisiatif, antisipatif, dan responsive (tarbiyah amaliyah)

Karakteristik Pendidikan Islam

1. Robbaniyah, seluruh aspeknya didasarkan pada nilai robbaniyah dijabarkan dalam Kitabullah dan Sunnah RasulNya.
2. Syamilah, pendidikan dibangun dengan memperhatikan segala aspek dalam kehidupan baik akal, jasad dan ruh, maupun dalam kerangka hubungan individu dengan masyarakat, alam dan al Khaliq. Tanpa pemisahan.
3. Mutakamilah, Pendidikan tidak terbatas pada tempat tertentu. Berlangsung di sekolah, masjid, rumah, di jalan, di kebun, medan pertempuran bahkan di pasar.
4. Marhaliyah, Seluruh tabiat alam terjadi secara bertahap, demikian pula perkembangan fisik dan psikis manusia. Karena itu pendidikan dibangun dengan sifat bertahap dan mengikuti perkembangan kematangan manusia.
5. Muruunah, dalam aplikasi pendidikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang melatar belakangi dan melingkupi obyek dan subyek pendidikan, justru dalam rangka optimalisasi hasil.
6. Istimroriyah, Proses pendidikan tidak mengenal istilah “Usai”. Setiap individu wajib belajar sepanjang hayat (long-life education)
7. Tanmawiyah, memberikan peluang pembaharuan metode dan gaya penyampaian sejalan dengan penemuan dan perkembangan ilmu, selama berjalan pada prinsip-prinsip dasar Islam.
8. Fardhiyah, Islam mewajibkan setiap individu untuk menuntut ilmu. Implikasinya, berarti melibatkan semua pihak untuk mempersiapkan segala perangkat, sarana dan perlengkapan pendidikan sebaik-baiknya.
9. Tathbiqiyah, pendidikan bersifat praktis, artinya setiap ilmu yang diperoleh harus berorientasi pada produktivitas.
10. Hurriyah, pendidikan didasarkan pada kebebasan. Islam tidak memaksakan harus belajar apa dan bagaimana, setiap individu bebas mereguk ilmu apa saja dan sebatas mana saja.
11. Infitah, pendidikan berdasar prinsip keterbukaan. Setiap muslim menyerap ilmu dari mana saja, serta pula mampu memanfaatkan turots (warisan peradaban manusia terdahulu yang bermanfaat)
12. Maslahah, pendidikan dibangun untuk memberikan kemaslahatan ummah, nantinya memberikan kontribusi dalam pendidikan kesejahteraan, kemakmuran dan peradaban ummah. Oleh karena itu pendidikan Islam berorientasi pada nilai manfaat dan mashlahat bagi ummat.

Beberapa metode pendidikan dalam Islam menurut Abdullah Nashih Ulwan:

1. Pendidikan dengan keteladanan
2. Pendidikan dengan adat kebiasaan
3. Pendidikan dengan nasihat/kisah
4. Pendidikan dengan memberi perhatian
5. Pendidikan dengan memberi imbalan dan sanksi.

Konsep keterpaduan sebagai alternatif.

Konsep keterpaduan mengandung pengertian sebuah proses pendidikan yang terpadu dan diharapkan menghasilkan output terpadu. Konsep keterpaduan memiliki tiga pengertian:

1. Keterpaduan penerapan kurikulum sekarang yang cenderung sekuler dengan penerapan nilai-nilai Islam secara menyeluruh terhadap semua bidang studi. Contoh pembelajaran bahasa Inggris memiliki persepsi yang berbeda dengan siswa sekolah lain, yaitu:
1. Pelajaran bahasa Inggris bagian dari ajaran Islam yang sumbernya dari Allah SWT dan setiap ilmu harus dipelajari.
2. Pelajaran bahasa Inggris tiodak dipisahkan dengan kewajiban sebagai seorang muslim, sehingga bahasa Inggris juga merupakan sarana untuk beribadah kepada Allah SWT dengan menggunakannya untuk menjunjung tinggi ajaran Islam seperti mempelajari literutur, teknologi informasi, dsb sehingga umat tidak ketinggalan di bidang sains dan teknologi.
2. Keterpaduan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dalam nilai-nilai Islam yang simultan dan aplikable. Artinya siswa belajar sholat pada pelajaran PAI, maka ia langsung mempraktekkan dalam kegiatan ibadah sholat jamaah di masjid. Siswa belajar bilangan 1 – 5, tidak hanya mengenal angka semata, melainkan juga mengenal rukun Islam yang lima, sholat lima waktu, jari kita ada lima, dsb.
3. Keterpaduan antara orang tua dan sekolah. Proses pendidikan akan gagal jika tidak sinergis antara nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah dengan nilai orang tua di rumah, dan peran sekolah untuk mengembangkan dan memperjuangkan nilai-nilai yang samaakan menghambat output pendidikan. Jadi peran sekolah dan orang tua serta masyarakat harus sinergis dan harmonis dalam membina anak didik.

2 comments:

Santoso Prihadi

May 12, 2008 at 10:41 PM

Allow.. pa kabar? lam kenal yach..
Hmm nice blog here.. thx 4 visited my blog.. good luck n have a nice day

Kang Boim

May 21, 2008 at 9:27 PM

yah betul...yang namanya pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, perlu ada dukungan dari pihak lain, baik tu dari pemerintah, masyarakat,maupun keluarga...agar nilai2 yang ingin dsampaikan dan dtanamka kepada peserta didik bisa berhasil (dalam hal ini khususnya pendidikan islam)