Spiga

Kita Menjual Produk, Bukan Menjual Negeri. Apalagi Menjual Diri

Petani menginginkan informasi yang tepat. Bagaimana cara mendapatkan bibit yang baik, musim tanam yang tepat, cara memelihara, memetik hasil dan mengolah hasil. Yang tidak kalah penting adalah mendapatan informasi pemasaran yang menjanjikan. Ini bagian yang paling banyak dicari dan paling memberi harapan bagi proses sebelumnya dari produk pertanian.

Pemasaran, itu kata kuncinya. Bagaimanapun juga baiknya proses yang dilalui petani sebelumnya, tapi kalau tidak bisa dipasarkan, maka tidak akan memberi hasil. Sudah berpayah-payah mengolah lahan, mananam, memelihara, memetik hasil, ternyata tidak bisa dipasarkan. Apa hasil panen harus dimakan sendiri atau dibagikan tetangga gratis?

Namun perlu mempertimbangkan aspek pemasaran kita. Semua hal bisa saja dijual. Dengan pertimbangan meningkatkan kesejahteraan, tapi ditumpangi niat keserakahan, apa yang ada di depan mata dijual. Tidak usah jauh-jauh. Bisa dilihat Hasil bumi, tanaman, bibit, daun, tanah, batuan, dan apa yang ada disekitar ruang hidup manusia pun bisa dijual. Untuk itu, dengan internet, sangat memungkinkan petani untuk memasarkan segala yang dimilikinya agar bisa terjual. Apalagi dengan ketidaktahuan petani, orang-orang di luar negeri sana bisa mencuri kekayaan alam negeri ini.

Mengutip pernyataan seorang dosen pada saat memberi kata sambutan kepada mahasiswanya yang akan melaksanakan Ekskursi Tumbuhan Obat di Pasir, menyatakan: “Saya merasa bangga kepada kalian yang punya inisiatif untuk menginventarisir dan meneliti tumbuhan yang ada di daerah Kalimantan ini. Kalian akan mendapatkan banyak jenis tumbuhan yang juga banyak sekali manfaatnya bagi manusia. Kalian juga akan mendapatkan hal-hal baru yang mungkin di luar bayangan kalian selama ini. Kalian bisa memanfaatkan sebanyak-banyaknya dari tumbuhan yang kalian temukan.”

Tidak sampai disitu, “Namun satu pesan saya, setelah kalian dapatkan begitu banyak tumbuhan dan manfaatnya, sesampai di sini (kampus) harus kalian jaga informasi ini dari orang-orang yang bisa memanfaatkan dengan cepat. Karena kerja kalian sangat berarti bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat. Di kanan gedung ini ada kantor raksasa pengetahuan dari barat dan di sebelah kiri halaman ini ada raksasa pengetahuan dari timur. Kalau kalian tidak bisa menjaganya, maka kalian yang capek dan mereka yang mengambil hasilnya. Terlebih lagi rahasia pengetahuan di negeri ini terkuras habis oleh mereka”.

Makanya tidak heran, banyak jenis kekayaan alam dan budaya negeri ini sudah terjual ke negeri lain. Ambil contoh: tempe yang menjadi makanan tradisional masyarakat Jawa dan membudaya di Indonesia, sudah dipatenkan di Amerika bahkan juga di Jepang.

Petani harusnya menjual produk. Bukan menjual negeri, apalagi menjual diri. Nah, untuk bisa menjual produk inilah, para ahli, intelektual, dan praktisi yang berpengalaman perlu memberikan pencerahan kepada petani yang memang belum tahu. Masukan, informasi dan sosialisai teknologi ke masyarakat perlu dipertimbangkan hal ini. Sehingga petani bisa produktif menghasilkan produk-produk unggulan yang mampu bersaing dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas, serta dikemas dengan pemasaran yang baik.

0 comments: